Rp200,000
Stok habis
SKU: | 1002-100-1-1-2-4 |
---|---|
Categories: | Komunitas Bambu, Sejarah Sosial, Sejarah Tokoh |
Berat | 0.15 kg |
---|---|
Dimensi | 14 × 21 cm |
Penulis Buku | |
Cetakan | |
color | hitam putih |
Edisi | |
Dimensi | 14 x 21cm |
Jenis Kertas | |
Jilid Buku | |
Penerbit | |
Tahun Terbit |
Bagaimana dengan nama Yogyakarta sendiri? Apakah berasal dari kata “Ngayogyakarta” dari bahasa Sanskerta? Ataukah dari sebuah dusun bernama Yogya atau Ayogya yang ada pada masa pemerintahan Sultan Mangkubumi?
Runutan cerita dalam buku ini mengajak kita untuk menelusuri lintasan paling mahsyur di Kota Bandung pada awal abad ke-20.
Buku ini mengurai sejarah panjang Golkar dan menelusurinya selama 70 tahun dari masa-masa awal yang jarang dibahas. Golkar digunakan Angkatan Darat dan para sekutunya sebagai senjata anti-PKI juga anti-Sukarno.
Selama 13 tahun, Tan dipenjara sambil disiksa secara buas dan sadis. Buku ini mengisahkan hidupnya sebagai eks yang mengalami segala macam penghinaan, diskriminasi, ancaman dan pemerasan.
Di dalam buku ini, Julia tampil sebagai seorang pengamat yang peka, seorang akademisi yang tidak kaku dalam menganalisis berbagai fenomena di negeri ini; mulai dari politik, agama, seksualitas, keperempuanan, hukum, sastera, kepemimpinan, sampai mental bangsa.
Buku ini mengulas sejarah asal-usul nama tempat di Jakarta berdasarkan teks tertulis maupun tradisi lisan masyarakat setempat.
Savitri bukan saja menjelajahi biografi Pram, tetapi juga hubungan antara dunia nyata dan dunia fisiknya. Savitri pun tak merasa cukup hanya membongkar struktur kompleks mediasi antara Pram dan dunia kreatifnya dengan memperhatikan suasana juga kekuatan-kekuatan sosial, kebudayaan, politik.
Buku yang mendedah habis aneka budaya yang ada di Jakarta dahulu beserta segala hiruk pikuknya sebagai kota metropolitan.
Be the first to review “Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan”