Apakah Islam bagi Bung Karno? Pada awalnya Islam adalah sebuah energi politik pembebasan. Bung Karno memandang Islam lebih sebagai satu elemen dalam perjuangan antikolonial. Satu-satunya buku yang mengisahkan dunia Sukarno sebagai arsitek dan disebut sejarawan RZ Leirissa sebagai sebuah penemuan penting sisi tersembunyi Presiden Sukarno dengan karya-karya artistik yang khas.
Testimoni:
“Baginya, Islam akan terus ada bukan karena ia ditakdirkan abadi, dengan ajaran yang kekal, melainkan karena is terus-menerus bisa menjadi berharga. Dalam masa perjuangan antikolonialisme, harga itu terletak dalam perannya untuk menggerakkan manusia, terutama orang banyak, untuk menumbangkan apa yang tak adil. Dalam abad modern, harga itu terletak dalam kemampuannya jadi bagian zaman yang bergerak.” – Gunawan Mohamad, Esais
“Kritik Sukarno tidak berhenti pada kurangnya scientific feeling, sayidisme, hadrolmautisme, semangat kurma dan sorban serta mengkeramatkan fiqih yang menjadi salahsatu sebab masyarakat Islam tertinggal. Bung Karno mengetuk pintu fiqih yang tengah ditutup rapat-rapat untuk serangkaian ijtihad yang diperlukan bagi kemajuan umat. Pendeknya, pengertian-pengertian keislaman yang kolot harus dimudakan dan diselaraskan dengan dinamika zaman.” – Giat Wahyudi, Wartawan
Be the first to review “SUKARNO DAN MODERNISME ISLAM (Cet-1)”