Buku yang semula disertasi di Leiden University ini adalah sejarah pemberontakan Pangeran Nuku dari Tidore. Tetapi, penulisnya selain menguak perlawanan Nuku sebagai politisi jenius kaya warna pada abad ke-18, berhasil pula menguak kehidupan pribadinya. Nuku bukan pangeran pemberontak tradisional maupun kebanyakan yang melawan Belanda. Selain tak pernah berhenti memusuhi Belanda, ia juga bertempur melawan Sultan Tidore yang dilindungi Kompeni serta para pesaingnya yaitu Sultan Ternate dan Sultan Bacan. Nuku unggul sebab strategi dan kepemimpinannya berhasil membangun komunikasi lintas kultur dan membuat persekutuan kekuatan melewati batas-batas Kerajaan Tidore. Ia menjangkau geografi Maluku dan Papua, bahkan mengaitkan perlawanannya dengan dunia global. Nuku memperjuangkan kemerdekaan Tidore secara politik dari Belanda dengan memanfaatkan Inggris. Ini yang membuat ia berhasil kembali ke tanah kelahirannya dan menjadi sultan tanpa perlawanan yang berarti, serta membangun keunggulan kesultannya di atas kesultanan-kesultanan lain di Maluku.
Hemat
Rp35,000PEMBERONTAKAN NUKU: Persekutuan Lintas Budaya di Maluku-Papua Sekitar 1780-1810 (Cet-1)
Rp105,000Rp140,000
Buku ini mengangkat Pangeran Nuku dari Tidore yang bisa dibilang sosok politisi jenius pada masanya. Buku ini juga menambah wawasan mengenai Indonesia Timur, khususnya sejarah Papua sehubungan dengan Maluku dan kekuatan internasional.
Stok 18
Berat | 0.475 kg |
---|---|
Dimensi | 15.5 × 24 cm |
Pengantar | Leonard Blusse |
ISBN | 978-602-9402-31-5 |
Cetakan | |
Edisi | |
Tahun Terbit | |
Penerbit | |
Jenis Kertas | |
Jilid Buku | |
Keterangan Isi | |
Ketebalan Buku | xliv + 388 hlm |
Penulis Buku |
Ulasan Pelanggan
Belum ada Ulasan.
Be the first to review “PEMBERONTAKAN NUKU: Persekutuan Lintas Budaya di Maluku-Papua Sekitar 1780-1810 (Cet-1)”