Rp200,000
Stok habis
SKU: | 1002-100-1-1-2-4 |
---|---|
Categories: | Komunitas Bambu, Sejarah Sosial, Sejarah Tokoh |
Berat | 0.15 kg |
---|---|
Dimensi | 14 × 21 cm |
Penulis Buku | |
Cetakan | |
color | hitam putih |
Edisi | |
Dimensi | 14 x 21cm |
Jenis Kertas | |
Jilid Buku | |
Penerbit | |
Tahun Terbit |
Inilah buku pertama yang menyajikan berbagai sumber kajian ilmiah kontemporer dengan pembacaan sejumlah prasasti dan naskah sastra kuno serta kisah panji mengenai Gajah Mada.
Liputan aneka warna 500 tahun wilayah Indonesia Timur yang unik dan kaya, tetapi masih kurang dikenal. Sejarahnya juga begitu memikat dengan beragam wilayah geografis.
Sebagai penelitian pertama mengenai sejarah lokal dalam periode revolusi Indonesia, Smail mampu menguak peristiwa-peristiwa di dalam dan sekitar Kota Bandung selama periode Agustus 1945-Maret 1946.
Bagaimana dengan nama Yogyakarta sendiri? Apakah berasal dari kata “Ngayogyakarta” dari bahasa Sanskerta? Ataukah dari sebuah dusun bernama Yogya atau Ayogya yang ada pada masa pemerintahan Sultan Mangkubumi?
Sebanyak 103 sajak dalam buku ini saja akan membawa Anda merasakan pulangnya “anak-anak” yang hilang dari setengah abad lebih karier kepenyairan Sitor Situmorang.
Buku ini mengulas sejarah asal-usul nama tempat di Jakarta berdasarkan teks tertulis maupun tradisi lisan masyarakat setempat.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan terus dicetak ulang karena digunakan sebagai acuan utama bukan saja untuk mereka yang belajar di jurusan sejarah, tetapi setiap orang yang ingin memahami apa itu sejarah.
Buku ini membongkar mitos yang bertahan hingga kini bahwa negara-bangsa Indonesia dijajah selama 350 tahun.
Be the first to review “Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan”