Sebelum dikenal lewat karya-karya berlatar era kolonial, yang menyabet penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, Iksaka Banu telah terlebih dahulu meramaikan lembar sastra media massa ternama Indonesia seperti majalah Matra, Femina, dan Koran Tempo dengan cerpen-cerpennya yang imajinatif, absurd, dan sesekali berbau fiksi-sains dengan latar kehidupan urban yang kuat.
Pembaca bisa mendapati seorang dukun yang semua barang di ruang tamunya mempunyai kembaran; seorang istri yang bisa membaca pikiran setelah kesetrum; comedy of errors seorang pelukis frustrasi; “Indonesia” pasca Perang Dunia Ketiga 500 tahun ke depan dan upaya mengatasi kelangkaan sumber daya; serta absurditas-absurditas lainnya yang memberi cerminan dan renungan bagi absurdnya kehidupan kita sendiri sekarang.
Be the first to review “Ratu Sekop: Dan Cerita-Cerita Lainnya”