“…inilah tragedi kita kini, Larto: genialitas dan brilyansi itu kini (hanya) ada di kalangan PKI. Sekiranyalah Aidit dan Njoto bukan di PKI, sejarah tanah air kita akan sangat berbeda […] Aidit dan Lukman tidak begitu berbahaya bagi masa depan Indonesia, tapi Njoto, bisa memperdaya intelegensi kita.” — Iwan Simatupang, dalam surat-suratnya kepada B. Soelarto (1965)
Buku ini menyoroti pemikiran seorang prosais dan propagandis yang disebut-sebut termasuk paling genial dalam sejarah gerakan kiri di Indonesia: Njoto. Njoto bukan hanya duduk sebagai salah satu pucuk pimpinan partai, tetapi juga anggota Politbiro dan kepala Departemen Agitasi dan Propaganda partai. Bersama D.N. Aidit dan M.H. Lukman, ia menerbitkan kembali majalah teoretis Bintang Merah. Njoto juga memimpin koran resmi partai, Harian Rakjat, dan berhasil menjadikannya salah satu koran dengan oplah terbesar pada zamannya.
Sebagai politisi, Njoto pernah masuk ke Konstituante, lalu diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang sebagian tugasnya adalah menggencarkan indoktrinasi Manipol ke daerah-daerah sekaligus meninjau pelaksanaan undang-undang yang diprakarsai DPA (termasuk landreform). Dia akhirnya diangkat sebagai Menteri Negara dan dikenal sebagai penulis pidato-pidato Sukarno. Njoto juga menekuni sastra dan memiliki minat besar di bidang kebudayaan. Ia termasuk salah satu pendiri Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
Be the first to review “Njoto: Biografi Pemikiran 1951-1965”