Untuk pertama kalinya diungkapkan sejarah mengenai nyai, perempuan Pribumi, Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Sebuah kisah mengenai pemerasan ekonomi, perbudakan dan bagaimana seorang ibu dipisahkan dengan berbagai cara dari anak kandungnya.
“Lewat buku yang dilengkapi literatur tidak kurang dari 200 buah itu, penulis hendak memprotes ketidakadilan terhadap wanita Pribumi oleh penguasa penjajah pada saat itu.” – Bambang Hidayat (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2008–2010)
“Reggie Baay telah mendirikan monumen untuk nyai.” – Het Parool
“Buku ini ditulis dengan apik dan menerangkan keseluruhan masyarakat Indies dari sudut pandang yang istimewa dan mempesona.” – Nederlands Dagblad
“Buku menawan mengenai sebuah tema yang tidak dibicarakan untuk waktu yang lama.” – Historisch Nieuwsblad
Be the first to review “NYAI DAN PERGUNDIKAN DI HINDIA BELANDA (Cet-2)”