Tidak dapat dipungkiri, dilihat dari tinggalan seni dan budaya, etnis Betawi terbentuk dari hasil akulturasi beberapa etnis yang pernah mendiami daerah yang kini menjadi ibu kota Republik Indonesia ini. Melalui evolusi yang panjang, proses peleburan beberapa etnis itu terjadi, sehingga melahirkan etnis dan kebudayaan baru, terlepas dari kebudayaan induk yang mempengaruhinya. Salah satu hasil produk akulturasi dan asimilasi itu adalah unsur kebudayaan ilmu bela diri pencak silat, yang masyarakat setempat menyebutnya Maen Pukulan.
Latar belakang akulturasi dan asimiliasi membuat Maen Pukulan sebagai pencak silat khas Betawi , yang memiliki kekayaan dan keragaman aliran-aliran, karakter gerak, bentuk jurus, bahkan senjata tradisionalnya.
Dalam perkembangannya, Maen Pukulan atau pencak silat khas Betawi, menjadi bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi identias ke-Betawi-an yang bersanding dengan kehidupan beragaman, sehingga lahir ungkapan sholat dan silat. Sholat dan silat merupakan personifikasi sederhana masyarakat Betawi dalam mengaplikasikan ajaran Islam tentang “hablum minnallah dan hablum minannas”, bagaimana menjalin hubungan antara hamba dengan Sang Penciptanya dan memelihara hubungan antar sesama dan makhluk lainnya.
Be the first to review “Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi”