Buku ini mengulas catatan harian seorang prajurit perempuan Jawa abad ke-18. Sebuah harta karun unik yang bisa menunjukkan kepada kita potret bukan saja tentang perempuan, tetapi juga dunia Jawa dan yang sudah tak ada lagi, yang sangat fokus, penuh detil, dan berwarna-warni. Bahkan bisa ikut melukis kembali gambaran “abu-abu dan kabur” tentang sejarah Indonesia.
Sebagai manuskrip, catatan harian ini lebih dari manuskrip mana pun. Kita dipaksa menimbang kembali berbagai anggapan, pendapat, dan klise tentang masyarakat Indonesia (terutama Jawa) tradisional, seperti konsep Clifford Geertz tentang “theatre state”, pengaruh Islam di kraton Jawa abad ke-18 yang kurang, dan tentang orang Cina. Namun yang terpenting buku ini memaksa kita untuk menimbang kembali pandangan tentang perempuan Indonesia, bahkan tentang perempuan Asia pada umumnya sebagai kaum yang dikekang, dibatasi, “feminin”, gampang menyerah. Catatan harian ini menunjukkan bahwa Prajurit perempuan Jawa selain ahli memainkan senapan, mereka pun mengikuti perkembangan politik, ekonomi di sekitar kraton dengan detail.
Be the first to review “PRAJURIT PEREMPUAN JAWA: Kesaksian Ihwal Istana dan Politik Jawa Akhir Abad ke-18 (Cet-1)”