Humor itu serius. Kalau tidak digarap secara sungguh-sungguh, ya hasilnya ndak bakalan lucu. Begitulah yang pernah dikatakan oleh Arwah Setiawan (almarhum), pendiri Lembaga Humor Indonesia, pada 1970-an. Sayangnya, buku yang meninjau ihwal kesungguh- sungguhan humor mungkin dapat dihitung hanya dengan jari sebelah tangan.
Dalam dasawarsa belakangan ini, misalnya, baru tiga buku yang berbicara di sekitar humor. Misalnya, Teguh Srimulat: Berpacu dalam Komedi dan Melodi (1990) serta Bagito Trio Pengusaha Tawa (1995) karya Herry Gendut Janarto, dan Humor Zaman Edan (1997) karya Arwah Setiawan. Karena itulah, terbitnya Indonesia Tertawa ini bisa dipandang cukup penting.
Be the first to review “Indonesia Tertawa: Srimulat Sebagai Sebuah Subkultur”