Sepanjang sejarah, negara lazim memanipulasi secara bergantian paham perempuan sebagai isteri atau ibu, atau keduanya, sesuai dengan “kebutuhan” negara atau bangsa. Di negara Orde Baru Indonesia, nampaknya pemerintah menemukan bahwa cara yang paling baik untuk membendung dan memanipulasi kekuatan kaum perempuan, baik secara sosial, politik dan ekonomi, adalah dengan mendefinisikan mereka dalam kategori utama sebagai “isteri”. Julia Suryakusuma berhasil menganalisis bahwa konstruksi sosial keperempuanan Indonesia sebagai ideologi jender negara merupakan manipulasi unsur-unsur “peng-ibu rumahtanggaan” dan “ibuisme” dalam konteks pembangunan ekonomi kapitalis yang dipimpin negara.
Testimoni
Dalam Ibuisme Negara, Julia menganalisis cara-cara Orde Baru mendefinisikan peran ideal bagi perempuan sebagai “ibu”—secara harfiah adalah ibu biologis, namun dalam konteks ini lebih sebagai “isteri dan ibu”. – Robert Cribb, Profesor Sejarah dan Politik Asia, Autralian National University
Dalam karya ini kita menemukan ide-ide dasar yang dikembangkannya dalam dua kumpulan tulisannya, Sex, Power and Nation pada 2004 dan Jihad Julia pada 2010 (luarbiasa karena pertama terbit justru dalam bahasa Korea pada 2009, kemudian bahasa Indonesia oleh Qanita/Mizan pada 2010, dan akan terbit dalam bahasa Inggris). Ya, memang sulit diklasifikasikan. – David Reeve, Koordinator Akademik ACICIS Yogyakarta
Be the first to review “IBUISME NEGARA : Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru (Cet-1)”