Buku “Salafy Jihadisme di Indonesia” Dicerca dan Dipuji

Buku bercover pendiri Negara Islam Indonesia (NII), Kartosuwiryo itu disebut penuh kebohongan dan fitnah.

Bedah buku NII sampai JI, Salafy Jihadisme di Indonesia karya Solahudin di Masjid Islamic Center Bekasi hari ini, yang tidak dihadiri penulisnya, dipenuhi kemarahan. Buku yang baru saja terbit dengan cover pendiri Negara Islam Indonesia (NII), Kartosuwiryo, itu disebut penuh kebohongan dan fitnah. “Tuduhannya keji, terlepas dari kebodohan dan kebohongan. Misalnya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir disebut keluar dari DI (Darrul Islam) dalam buku ini, itu adalah kebohongan,” kata Thoriqudin alias Abu Hamzah alias Abu Rusdan. Muhaimin Yahya alias Ziad, yang namanya disebut tujuh kali dalam buku itu, juga mengatakan jika banyak kekeliruan dalam buku ini. “Misalnya saya disebut ideolog JI dan ketemu Syekh Sayid Hasyim, pemimpin MILF. Ini kebohongan,” kata Yahya yang juga merupakan alumnus Afgnanistan seangkatan dengan Abu Rusdan ini Darmuji alias Jibrila, alumnus akademi Mujahidin Afghanistan yang lain, mengatakan jika buku semacam ini sebenarnya diperlukan.

“Tapi bukan buku yang begini memang. Tapi yang lebih komplit. Meski begitu, buku ini menurut saya tak perlu dibedah, tapi langsung saja kita beritahu Solahudin kalau ada yang salah. Tapi sayang dia tak datang,” katanya. Solahudin memang tak muncul dalam acara yang dihadiri sekitar seribu orang itu. Saat coba dikonfirmasi, HP-nya tak aktif. Hanya saja, saat dihubungi Jakarta Globe Kamis lalu, Solahudin mengatakan jika kondisi kesehatannya sedang menurun. Deputi Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Teror Brig. Gen. Tito Karnavian sempat memuji buku ini dalam diskusi di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Juli lalu. “Ini buku yang komprehensif jika kita ingin memahami pergerakan,” kata Tito.

Dalam sinopsisnya, buku ini mengisi kekosongan studi sejarah Darul Islam pasca kekalahan DI/TII pada 1962. Selama ini studi tentang gerakan yang mencita-citakan negara Islam di Indonesia, seperti yang dilakukan Cees van Dijk, K.D. Jackson, dan HolkH. Dengel, fokus pada periode sebelum itu.

Buku ini disusun melalui penelitian atas dokumen-dokumen pengadilan yang dikonfirmasi ulang melalui wawancara para tokoh DI dan JI serta penelitian dokumen-dokumen internal milik kelompok ini

Buku ini juga menggambarkan bagaimana faham yang mirip dengan ajaran salafy jihadisme sudah berurat akar di kalangan DI.

Faham-faham ini diajarkan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo kepada para pengikutnya di Darul Islam.

Sumber: https://www.beritasatu.com/ekonomi/12119-buku-salafy-jihadisme-di-indonesia-dicerca-dan-dipuji.html

Komentar (0)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *