Penulis
Muhammad “Mone” Husni Thamrin
Muhammad Husni Thamrin atau biasa dipanggil Mone lahir di Bima, Pulau Sumbawa, pada 7 Agustus 1967 sebagai anak kedua dari pasangan Siti Hadjar dan Mustamil Djamal. Sejak umur 4 tahun pindah ke Jakarta. Lulus dari SDN 01 Kotabambu, Jakarta, pada 1980. Lulus dari SMPN 130 pada 1983, lulus dari SMA di SMPP 35 Kemanggisan, Jakarta, pada 1986. Pada 1986 diterima menjadi mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Selama kuliah pernah aktif di kepengurusan Senat Mahasiswa Fakultas Sastra 1990 serta mendirikan kelompok studi Forum Belajar Bebas. Juga menjadi staf redaksi majalah kampus Lentera yang diterbitkan Senat Mahasiswa. Mone juga aktif di klub olahraga Hoki universitas Indonesia. Bersama kawan-kawannya aktif nongkrong di kantin sastra untuk ngopi, main kartu, dan berdiskusi politik secara santai. Lulus sarjana Strata 1 (S1) dari Jurusan Sejarah FSUI pada 1992 dengan skripsi berjudul “Sama Rata, Sama Rasa, Sama Bahasa: Tentang Gerakan Djawa Dipa, 1917-1922”.
Pernah aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Yayasan Maju Bersama yang bergerak dalam koperasi dan pendidikan perburuhan. Pernah juga menjadi staf di Indonesia Corruption Watch (ICW) dan terlibat dalam kampanye serta pembentukan Koalisi Anti Utang. Bersama ICW pernah menulis dan terlibat dalam kampanye anti korupsi. Juga pernah bergabung dengan LSM Jerman Friedrich Naumann Foundation (Stiftung) yang bergerak dalam penguatan demokrasi dan kewarganegaraan bagi masyarakat sipil dan pengambil kebijakan. Menjadi jurnalis majalah mingguan D&R, Detektif & Romantika, Demokrasi & Reformasi. Mone juga pernah bekerja di suratkabar Jepang Yomiuri Shimbun untuk isu ekonomi dan Timor Timur.
Karier politik Mone selama satu dasawarsa terakhir dihabiskan sebagai aktivis Partai Demokrat dan duduk di kepengurusan pusat. Pernah menjadi caleg (calon legislatif) Partai Demokrat untuk daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (2014) dan Kalimantan Timur (2019). Saat wafat Mone menduduki posisi sebagai Sekretaris Hubungan Luar Negeri DPP Partai Demokrat dan Komunikator Partai Demokrat. Mone juga aktif dalam berbagai pelatihan dan kaderisasi Partai Demokrat.
Beberapa tulisanya yang belum dipublikasikan antara lain; Beberapa Pertimbangan Strategis Untuk Pemilihan Langsung Kepala Daerah (PILKADA Langsung); Upaya Membangun Perlawanan Terhadap Korupsi Dan Ketergantungan Pada Utang Luar Negeri; Mari Belajar Memberantas Korupsi; Korupsi di Indonesia, Dari Mana Kita Harus Memberantasnya? Beberapa esainya juga dapat ditemui di situs demokrat.id dan blog personal thamrin.wordpress.com.
M. Husni Thamrin menikah dengan Ofie Pariza Sofyan pada 1999. Pasangan ini dikaruniai tiga anak. Anak pertama seorang putri bernama Allia Andara Thamrin yang lahir pada 2000, anak kedua seorang putra bernama Rasheed Amagi Thamrin yang lahir tahun 2006, dan putri bungsu bernama Rania Aurelie Thamrin yang lahir tahun 2007.
Mone juga menjadi pendengar setia lagu-lagu classic rock, seperti Led Zeppelin, Deep Purple, The Police, Eric Clapton, Jimmy Hendrix, John Mayall, the Doors, Jim Morrison, U2, dan musik Regae karya Bob Marley. Mone juga dikenal sebagai fans ultra klub sepakbola Inggris FC Liverpool. Seragam Liverpool paling sering dia kenakan selama dalam perawatan dan terapi. Tahun 2019 Liverpool sedang di puncak kejayaan dengan menjadi juara Liga Champions Eropa dan juara English Premier League (EPL). Masa kejayaan Liverpool mengantar kepergian Mone yang wafat dengan tenang di tengah keluarga pada 5 Juni 2020.
-
DJAWA DIPA: Sama Rata, Sama Rasa, Sama Bahasa 1917–1922 (Cet-1)
Tidak berlebihan kiranya jika skripsi Mone Thamrin ini disebut sebagai salah satu karya pertama yang mempertemukan ilmu sejarah dengan kajian budaya
Rp80,000