Jakarta Punya Cara
Becak dan Asal-usul Menjamurnya Warteg di Jakarta

Cikal bakal warung tegal tak bisa lepas dari menumpuknya penarik becak di Jakarta. Warung makan yang tergolong murah ini dibuka oleh keluarga penarik becak untuk kelompoknya. Setelah becak menghilang, mereka justru bertahan.

Warteg muncul di Jakarta pada medio 1970-an. Warung makanan rumahan itu dibuka oleh keluarga tukang becak yang diajak melancong ke Jakarta. Penarik becak yang mengajak keluarga ke Jakarta ini rata-rata berasal dari kawasan Pantai Utara (Pantura), seperti Tegal, Brebes, dan Indramayu.

Buku Jakarta Punya Cara karya Zeffry J. Alkatiri menyebutkan kedatangan mereka sempat menyebabkan keributan karena persaingan dengan pendahulunya, penarik becak dari Jawa Barat bagian tengah dan selatan. Penarik becak dari Pantura dianggap lebih gesit mencari penumpang dan menyebabkan persaingan.

“Keributan inilah yang membuat penarik becak berkelompok. Lalu mereka dibagi menjadi dua shift: pagi untuk yang dari Jawa Barat dan shift sore yang dari Pantura,” tulis Zeffry. 

Kehidupan penarik becak asal Pantura berbeda dengan rekannya. Mereka membawa serta keluarga menetap di Jakarta. Keluarga inilah yang menyediakan makanan untuk kelompoknya. Sedangkan yang dari Jawa Barat biasanya hidup secara nomaden.

Usaha menyediakan makanan bagi kelompok penarik becak Pantura ini kian berkembang. Sanak saudara dari kampung turut diajak untuk mengembangkan warung yang biasa disebut warung tegal (warteg) itu. “Jasa jual makanan rumahan ini berkembang mengikuti warung nasi yang ada sejak 1950-an di wilayah proyek, harganya pun sama murahnya,” tulis Zeffry.

Hingga pergerakan becak dipersempit dan kemudian dihilangkan dari moda transportasi di Ibu Kota, warteg ini terus bertahan. Mereka mengisi kebutuhan makanan masyarakat di segala kelas.

Catatan, salah satu warteg ternama di Jakarta, Warmo, di kawasan Tebet didirikan sejak 1970. Warung ini didirikan dua orang kakak-adik asal Tegal, Dasir dan Tumuh. Dasir semula bekerja sebagai penarik becak. 

Warteg yang didirikannya hanya merupakan usaha kecil-kecilan dan memenuhi kebutuhan rekan-rekannya. Namun usaha ini terus berkembang. Kini warung itu tak hanya didatangi tukang becak dan buruh.

Beberapa orang ternama, seperti Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, penyanyi Sammy Simorangkir, Limbad, dan si ‘Raja Dangdut’ Rhoma Irama, sempat mampir ke warung itu. Foto mereka terpampang di dinding warteg.


Sumber: https://news.detik.com/berita/3821318/becak-dan-asal-usul-menjamurnya-warteg-di-jakarta

Komentar (0)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *