Penulis
Kadjat Adra’i
Kadjat Adra’i adalah wartawan senior yang terkenal dekat dengan keluarga Sukarno. Lelaki kelahiran Malang 12 Mei 1943 ini memulai langkahnya di dunia jurnalistik sejak 1964 sebagai Redaktur Mingguan Derap Indonesia Muda kemudian terus terlibat sebagai tulang punggung Majalah Sonata, Majalah Aktuil, Majalah Berita Expo. Ia juga banyak menulis biografi, seperti Gorontalo Sepanjang Langkah: Biografi Taki Niode, (walikota pertama Kotamadya Gorontalo, 2003); Berakit ke Hulu, Berenang ke Tepian: 75 tahun Sjukur Pudjiadi (pendiri Jayakarta Group, 2003); Harta Bumi Indonesia: Biografi J.A. Katili (geolog pertama Indonesia, 2007); dan Suka-duka Fatmawati Sukarno (Yayasan Bung Karno, Agustus 2008). Selain itu Kadjat pun sohor sebagai penulis skenario, seperti Jejak Bayang-bayang (1982), Bunga-bunga Hati (1983), Kandas dan Terampas (1985), Gerhana Pagi (1989), Senja Merah Jingga (1990), Tembang Kaki Telanjang (1992), Rindu Tak Bermusim (1993) yang diproduksi TVRI; kemudian Darah Biru (serial di Indosiar, sutradara Sophan Sophiaan, 1995); Kembang Setaman (serial di RCTI, sutradara Enison Sinaro, 1997); Merah Hitam Cinta (serial di SCTV, sutradara Ismail Sofyan Sani, 1999); Hitam Katakan Hitam (FTV di Lativi, 2002); Ayah (di TPI, 2006). Pada 1983, Kadjat menulis novel Hati yang Luka dan memang kekhasan sekaligus kekuatan dari semua karyanya, selain kekuatan jurnalistik yang sangat mengandalkan data dan fakta, juga gaya narasi sastera yang membuat setiap pembaca menghadapi bacaan yang hidup, segar dan menantang.