Cetakan I Arsip : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/cetakan/cetakan-i/ Toko Buku Online. Sat, 13 Apr 2024 03:39:21 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Cetakan I Arsip : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/cetakan/cetakan-i/ 32 32 AKSIOLOGI SERAT SASTRA JENDRA: Falsafah Wayang Sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/aksiologi-serat-sastra-jendra-falsafah-wayang-sebagai-pandangan-dunia-manusia-cet-1/ https://komunitasbambu.id/product/aksiologi-serat-sastra-jendra-falsafah-wayang-sebagai-pandangan-dunia-manusia-cet-1/#respond Tue, 05 Mar 2024 03:07:35 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14363 Sastra Jendra adalah ilmu luhur yang diturunkan dari waktu ke waktu dalam kebudayaan jawa. Istilahnya sendiri memiliki makna yang sangat luas, berisi ilmu ketuhanan yang membahas tentang cara mengolah hidup mulai dari lahir hingga tiba waktunya dipanggil Tuhan. Barangkali karena itu tidak sembarang orang dapat memahami Sastra Jendra. Buku ini menyajikan penelitian tentang aksiologi wayang dengan menyentuh hal-hal praksis terkait lakon, suatu hal yang belum banyak dilakukan sebelumnya.

The post AKSIOLOGI SERAT SASTRA JENDRA: Falsafah Wayang Sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Sri Teddy Rusdy mengangkat cerita yang populer di kalangan penikmat wayang, namun sekaligus dianggap sakral yaitu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Bedanya, kisah yang penuh filosofi nan berat ini disampaikan dengan bahasa yang luar biasa renyah sehingga pembaca seolah terbawa ke dalam kisah yang ringan. Padahal di saat yang sama sedang menikmati sajian filosofi kehidupan Tingkat tinggi.

  • Mukhtasar Syamsuddin, Dosen Ahli Bidang Pengkajian Pemikiran Timur dan Barat, Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada.

Buku Dahsyat dari disertasi yang meneliti ke jantung kejawen pada tingkat batinnya. Sebab itu mari membaca buku ini dalam laku baca, meresapi dan menghayatinya dengan rasa. Sebagai pembaca, Anda tidak hanya diajak memahami wayang kulit sebagai tontonan tetapi juga sebagai kedalaman tuntunan.

  • Mudji Sutrisno, Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia dan Institut Seni Indonesia Surakarta, Budayawan.

The post AKSIOLOGI SERAT SASTRA JENDRA: Falsafah Wayang Sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/aksiologi-serat-sastra-jendra-falsafah-wayang-sebagai-pandangan-dunia-manusia-cet-1/feed/ 0
OBAT DUNGU RESEP AKAL SEHAT: Filsafat untuk Republik Kuat (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/obat-dungu-resep-akal-sehat-filsafat-untuk-republik-kuat-cetakan-1/ https://komunitasbambu.id/product/obat-dungu-resep-akal-sehat-filsafat-untuk-republik-kuat-cetakan-1/#respond Sat, 10 Feb 2024 15:28:36 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14341 Ada 85 tulisan Rocky Gerung di dalam buku ini. Disusun secara kronologis dari masa Rocky masih mahasiswa di Fakultas Sastra UI pada 1985 sampai 2018, saat ia menjadi intelektual yang paling banyak dicari dan diperhitungkan pandangannya di Indonesia. Melalui Kumpulan tulisan ini maka pembaca dapat mengetahui dengan penuh dan benar pemikiran Rocky melalui pembacaan langsung artikel, kolom yang singkat atau esei-eseinya yang panjang bercatatan kaki.

The post OBAT DUNGU RESEP AKAL SEHAT: Filsafat untuk Republik Kuat (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Akal sehat kita tentu membayangkan sebuah republik yang kuat, secara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tetapi tampaknya, penguasa politik lebih memilih memelihara republic of fear, karena di situlah statistik pemilu dipertaruhkan. Janji-janji yang ada hanya diucapkan dalam pidato, selebihnya adalah tukar tambah kepentingan. Sistem kepartaian modern dan sistem parlemen tidak tumbuh di dalam kebutuhan untuk membudayakan demokrasi, tetapi lebih karena kepentingan elitis individual.

 

Parlemen adalah kebun bunga rakyat, tetapi rakyat lebih melihatnya sebagai sarang ular. Tanpa gagasan, minim pengetahuan, parlemen terus menjadi sasaran olok-olok publik. Tetapi tanpa peduli, minim etika, parlemen terus menjalankan dua pekerjaan utamanya: korupsi dan arogansi. Defisit akal di parlemen adalah sebab dari defisit etika. Arogansi kepejabatan digunakan untuk menutupi defisit akal. Maka berlangsunglah fenomena ini: sang politisi yang sebelumnya menjadi pengemis suara rakyat pada waktu pemilu, kini menyatakan diri sebagai pemilik kedaulatan.

The post OBAT DUNGU RESEP AKAL SEHAT: Filsafat untuk Republik Kuat (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/obat-dungu-resep-akal-sehat-filsafat-untuk-republik-kuat-cetakan-1/feed/ 0
GENOSIDA BANDA: Kejahatan Kemanusiaan Jan Pieterszoon Coen (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/genosida-banda-kejahatan-kemanusian-jan-pieterszoon-coen/ https://komunitasbambu.id/product/genosida-banda-kejahatan-kemanusian-jan-pieterszoon-coen/#respond Fri, 26 Jan 2024 03:41:52 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14329 Perampasan pala oleh orang Belanda memiliki sejarah berdarah yang terkait kuat dengan tindakan kekerasan Jan Pieterszoon Coen. Buku ini akan memberikan wawasan tentang bagaimana Coen berhasil mengamankan monopoli perdagangan pala atas nama VOC dengan membunuh sebagian penduduk asli Banda pada tahun 1621, lalu mengusir dan memperbudak sisanya. Kini di tempat kelahirannya, Hoorn, Coen masih dipuja lewat patung yang berdiri megah. Apakah arti tindakan Coen di Banda bagi sejarah Belanda dan posisinya di dunia? Apakah itu aib pada catatan sejarah yang tidak bernoda? Sebuah pengecualian? Atau apakah itu hal yang normal pada masanya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam buku ini.

The post GENOSIDA BANDA: Kejahatan Kemanusiaan Jan Pieterszoon Coen (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Apakah kolonialisme itu, seperti apa bentuknya dan bagaimana diwariskan sebagai kebudayaan di tanah jajahan dan di negeri penjajah dari masa lalu ke masa kini? Marjolein berusaha menemukan jawabannya melalui satu peristiwa sejarah di Banda, Maluku pada abad ke-17 yang menjadi sentra rempah paling mahal, pala dan bunganya. Lantas ia merentangkan waktu ke masa kini. Ia mengurai diktum Jan Pieterszoon Coen yang sohor sebagai pendasar kolonialisme Belanda di Nusantara, “tiada perdagangan tanpa perang, tiada perang tanpa perdagangan”. Ini menjelaskan bahwa di masa VOC perdagangan tidak melulu berbasis kesepakatan.

VOC memaksa Banda berhenti berdagang dengan bangsa lain. Situasi kacau diciptakan di Banda sejak VOC datang berkapal-kapal pada 1599. Penduduk Banda menolak monopoli sehingga VOC memutuskan menggunakan kekerasan. Pada 1621 Coen membunuh secara massal, lalu mengusir dan memperbudak penduduk Banda.

Buku ini bukan hanya menunjukkan bagaimana semua itu terjadi, tetapi juga menempatkan VOC sebagai kekuatan sistem penindasan kolonial yang menjalankan praktik genosida. Lantas, ia kaitkan itu semua dalam konteks yang lebih luas sebagai ‘sejarah nasional’ dan asal-usul Belanda sebagai negara bangsa.

 

The post GENOSIDA BANDA: Kejahatan Kemanusiaan Jan Pieterszoon Coen (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/genosida-banda-kejahatan-kemanusian-jan-pieterszoon-coen/feed/ 0
PERANG SUARA: Bahasa dan Politik Pergerakan (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/perang-suara-bahasa-dan-politik-pergerakan-cet-1/ https://komunitasbambu.id/product/perang-suara-bahasa-dan-politik-pergerakan-cet-1/#respond Thu, 04 Jan 2024 05:28:33 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14308 Bagaimana cara gagasan modern menggerakan rakyat? Persoalan bahasa menjadi sangat penting untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertentangan antara kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat dapat dilihat pada kemunculan, perkembangan hingga hilangnya kosakata tertentu. Di Hindia Belanda abad XX, pertentangan ini mendapat panggung pada surat kabar. Pergolakan sosial dan perkembangan dunia cetak-mencetak akibat kapitalisme menjadi landasan rakyat bumiputra untuk bersuara lewat tulisan. Kekuasaan kolonial pun bereaksi dengan bersenjatakan bahasa. Buku ini menguraikan hubungan antara bahasa, ideologi dan hegemoni politik pada masa pergerakan.

The post PERANG SUARA: Bahasa dan Politik Pergerakan (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Bagaimana cara gagasan modern menggerakan rakyat? Seberapa jauh gagasan dapat mengonsolidasi kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat sehingga melahirkan organisasi politik, pemogokan dan bahkan perlawanan bersenjata? Persoalan bahasa menjadi sangat penting untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bahasa bukan sekadar alat penyampai gagasan yang statis. Lebih dari itu, bahasa adalah medan perang bagi gagasan-gagasan. Pertentangan antara kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat dapat dilihat pada kemunculan, perkembangan hingga hilangnya kosakata tertentu.

Di Hindia Belanda abad XX, pertentangan ini mendapat panggung pada surat kabar. Pergolakan sosial dan perkembangan dunia cetak-mencetak akibat kapitalisme menjadi landasan rakyat bumiputra untuk bersuara lewat tulisan. Kekuasaan kolonial pun bereaksi dengan bersenjatakan bahasa. Buku ini menguraikan hubungan antara bahasa, ideologi dan hegemoni politik pada masa pergerakan. Cara rakyat mengartikan persoalan sosial dan posisi mereka sendiri dalam berhadapan dengan persoalan tersebut serta bagaimana sebenarnya gagasan digerakkan di dalam kenyataan dan hubungannya dengan perkembangan politik dijelaskan di dalam buku ini.

 

The post PERANG SUARA: Bahasa dan Politik Pergerakan (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/perang-suara-bahasa-dan-politik-pergerakan-cet-1/feed/ 0
HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/ https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/#respond Tue, 12 Dec 2023 07:51:08 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14288    

The post HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
 

 

The post HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/feed/ 0
Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/ https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/#respond Mon, 11 Dec 2023 07:42:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14285    

The post Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
 

 

The post Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/feed/ 0
Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/ https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/#respond Mon, 30 Oct 2023 07:14:48 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14251 Buku Kang Mbok Dr. Sri Teddy Rusdy yang pasti banyak berguna terutama bagi revolusi mental generasi masa depan ini tak bisa diceraikan dari novelnya Rahwana Putih, dari kertas-kertas kerjanya, kuliah-kuliahnya, maupun obrolan-obrolannya dengan saya terdahulu. Rahwana Putih tentang ajakan untuk tidak melihat hidup secara sepenggal-sepenggal, untuk melihat hidup penuh seluruh laksana Rahwana menghayati hidupnya, kawin […]

The post Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku Kang Mbok Dr. Sri Teddy Rusdy yang pasti banyak berguna terutama bagi revolusi mental generasi masa depan ini tak bisa diceraikan dari novelnya Rahwana Putih, dari kertas-kertas kerjanya, kuliah-kuliahnya, maupun obrolan-obrolannya dengan saya terdahulu. Rahwana Putih tentang ajakan untuk tidak melihat hidup secara sepenggal-sepenggal, untuk melihat hidup penuh seluruh laksana Rahwana menghayati hidupnya, kawin dengan buku tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu ini. Demikian juga kertas-kertas kerja maupun kuliah-kuliahnya tentang baik-buruk, salah-benar, yang selama ini disalahtafsirkan orang sebagai dua hal yang tidak manunggal, yang dikotomis, yang terpolarisasi. Obrolan-obrolan Kang Mbok, begitu saya memanggil doktor filsafat wayang ini… Obrolan-obrolannya dengan saya bahwa tanpa orang jelek tak ada orang baik, bahwa Rama jadi tampak baik lantaran ada Rahwana yang tampak buruk, kawin dengan buku tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu yang di beberapa tempat disebut Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diri ini.

Bahkan peristiwa-peristiwa yang diselenggarakan oleh Kang Mbok, kawin juga dengan bukunya tentang ilmu yang dibabarkan oleh Pandito Bimo Suci di gunung Argo Keloso ini. Suatu hari dalam haul Mas Teddy Rusdy, mendiang suami Kang Mbok, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar bertausiyah bahwa selama ini orang menyangka bahwa pernikahan hanya berlangsung di antara manusia. Orang melupakan pernikahan lain yang juga hakiki, yaitu pernikahan Asmaul Husna. Bagaimana nama-nama suci Tuhan yang tampak seolah saling bertabrakan itu sejatinya padu dan tunggal. Betapa tauhid atau tunggalnya mereka seperti suami-istri antara Tuhan Maha Meninggikan versus Tuhan Maha Merendahkan, Tuhan Maha Mengampuni versus Tuhan Maha Menyiksa, Tuhan Maha Memberi Petunjuk versus Tuhan Maha Menyesatkan … dan lain-lain. Masing-masing itu bukan paradoks. Masing-masing itu adalah pasangan. Dipasangkan atau dibungkus oleh Tuhan Maha Rahman dan Tuhan Maha Rahim. Oleh Rahman-Rahim.

Tantangannya tinggal bagaimana membuat buku amat penting ini tidak malah berdampak negatif terhadap pembaca, seperti impaknya terhadap Raden Prahasto, putra raja Alengka yang semula tampan, berubah jadi raksasa gara-gara turut menyimak Sastro Jendro Hayuningrat Pangruwating Diyu. Bagi jiwa-jiwa yang belum siap, ilmu ini memang berpotensi membuat mereka berpendapat buat apa berbuat baik, toh baik dan buruk sama saja. Tetaplah berbuat buruk, agar sisa manusia lainnya tampak berbuat baik. Salah-salah, buku ini akan membuat jiwa-jiwa yang belum siap akan bersikap, buat apa membasmi kejahatan, toh tanpa kejahatan dunia ini tidak akan berjalan. Sama halnya kehidupan tidak akan berjalan bila manusia cuma punya siang tanpa punya malam.

Semoga tantangan tersebut bisa ditanggulangi dengan penyelenggaraan diskusi-diskusi kecil, sarasehan, jagong, angkringan, wayangan, dan lain-lain tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu. Tentu lebih afdol lagi bila di setiap kegiatan tersebut dihadirkan penulis buku ini.

Sujiwo Tejo

Padepokan ST-Art

Lereng Gunung Manglayang, Bandung,

akhir September 2023

 

The post Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/feed/ 0
KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/ https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/#respond Mon, 30 Oct 2023 06:37:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14245 Sebagian orang Jepang telah lama memiliki kecenderungan membenarkan Perang Asia Timur Raya dan penjajahan militer Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II sebagai usaha memerdekakan negeri-negeri yang didudukinya dari belenggu negara Barat. Dengan itu, mereka membedakan pendudukan masa perang di Asia Tenggara dari pemerintahan kolonial Jepang di Korea dan Taiwan. Mereka mengakui pemerintahan kolonial […]

The post KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Sebagian orang Jepang telah lama memiliki kecenderungan membenarkan Perang Asia Timur Raya dan penjajahan militer Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II sebagai usaha memerdekakan negeri-negeri yang didudukinya dari belenggu negara Barat. Dengan itu, mereka membedakan pendudukan masa perang di Asia Tenggara dari pemerintahan kolonial Jepang di Korea dan Taiwan. Mereka mengakui pemerintahan kolonial sebagai kejahatan, tetapi menganggap bahwa pendudukan militer Jepang di Asia Tenggara dimotivasi oleh keinginan untuk membebaskan orang-orang Asia dari kolonialisme Barat. Pendapat ini didukung pula oleh orang Belanda, yang tidak ingin mengakui kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan bangsa itu sendiri. Maka, banyak kepentingan yang ingin mengecilkan peran Indonesia dalam usaha kemerdekaan, dan perdebatan tentangnya terus bergulir.

Buku ini menjelaskan bagaimana propaganda dan pendidikan Jepang berjalan beriringan dengan gerakan nasionalisme Indonesia, kolaborasi Bung Karno dengan Jepang, pemberontakan terhadap Jepang, eksploitasi Jepang terhadap sumber daya manusia dan pangan, pembelotan orang Jepang terhadap pemerintahan militer, proses persiapan kemerdekaan, hingga situasi warga negara Indonesia yang telantar ke Jepang pascaperang. Buku ini merangkum hasil penelitian Aiko Kurasawa di Indonesia selama hampir lima puluh tahun.

 

The post KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/feed/ 0
Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/ https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/#respond Mon, 04 Sep 2023 04:20:43 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14206 Alih-alih sekadar menggaungkan kembali pemberontakan dan pembaharuan yang digebrakkan oleh Seni Rupa Baru pada era 1970-1980an, pendekatan dan sudut pandang yang diambil oleh para penulis di dalam buku ini secara khas justru mencerminkan kecenderungan yang sedang berlangsung di dunia seni rupa hari ini. Pembacaan atas fenomena kemunculan Seni Rupa Baru adalah pintu masuk untuk mempelajari […]

The post Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Alih-alih sekadar menggaungkan kembali pemberontakan dan pembaharuan yang digebrakkan oleh Seni Rupa Baru pada era 1970-1980an, pendekatan dan sudut pandang yang diambil oleh para penulis di dalam buku ini secara khas justru mencerminkan kecenderungan yang sedang berlangsung di dunia seni rupa hari ini. Pembacaan atas fenomena kemunculan Seni Rupa Baru adalah pintu masuk untuk mempelajari kisah perjalanan sejarah pemikiran dan praktik seni rupa dalam perspektif dan konteks lokal Indonesia. Kita bisa melihat bagaimana para penulis berusaha menggali sumber-sumber pemikiran dari Indonesia sendiri untuk membaca dan menafsirkan gejala-gejala, fenomena, ataupun peristiwa yang terjadi di seputar Seni Rupa Baru. Kita bisa mendengar, bagaimana pemikiran-pemikiran yang disuarakan oleh para seniman maupun kritikus seperti S. Sudjojono, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo, Srihadi Soedarsono, Fadjar Sidik, Sanento Yuliman, Jim Supangkat, Toeti Heraty, Nashar, Zaini, dkk., tidak secara tergesa-gesa diasosiasikan dengan konsepsi-konsepsi maupun praktik-praktik seni yang dikanonkan sejarah seni rupa Barat. Pendekatan semacam ini sejalan dengan meningkatnya ketertarikan para akademisi dan sejarawan seni menggali dan menuliskan sejarah seni dari luar Barat sepanjang kurun waktu dua dekade terakhir—setidaknya sejak semangat regionalisme “baru” dikobarkan oleh bienale/trienale baru di berbagai belahan dunia, seperti Fukuoka Asian Art Festival (kemudian menjadi Fukuoka Asian Art Triennale) Australia and Regions Exchange (ARX), Asia Pacific Triennial (Australia), Singapore Biennale, Biennale Jogja Seri Khatulistiwa, dan Jakarta Biennale.

 

The post Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/feed/ 0
KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/ https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/#respond Thu, 10 Aug 2023 04:54:00 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14172 Georgius Everhardus Rumphius menghabiskan lebih dari setengah abad mencintai alam Nusantara. Ia meninggalkan keluarga, kampunghalamannya Jerman, dan Benua Eropa sehari setelah Natal pada1652. Ia tak pernah melihat lagi benua tersebut, negeri asalnya,ataupun kerabatnya. Tak disangka, hijrahnya ke benua maritim ini justru terasa bagai pulang ke rumah. Dijumpainya kemegahan dankeajaiban alam, mulai dari makhluk yang paling […]

The post KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Georgius Everhardus Rumphius menghabiskan lebih dari setengah abad mencintai alam Nusantara. Ia meninggalkan keluarga, kampunghalamannya Jerman, dan Benua Eropa sehari setelah Natal pada1652. Ia tak pernah melihat lagi benua tersebut, negeri asalnya,ataupun kerabatnya. Tak disangka, hijrahnya ke benua maritim ini justru terasa bagai pulang ke rumah. Dijumpainya kemegahan dankeajaiban alam, mulai dari makhluk yang paling kecil hingga beragam jenis konkresi yang menarik untuk diteliti asal-usulnya. Alih-alihmenempatkan dirinya sebagai ilmuwan yang senang menaklukkanobjek studinya, Rumphius bersikap rendah hati terhadap alam yangsetiap hari terus menampakkan kebesarannya. Sikap seperti ini layak keluar dari seorang penyair, tapi tidak akan disambut baik di dunia ilmiah modern pasca-Darwin, yang lebih menyukai informasi ketimbang pemahaman.
Sampai terbitnya buku ini di Amsterdam pada 1705, Rumphius tidak pernah melihat satu pun karyanya diterbitkan. Ia meninggal pada 1702. Dalam buku ini ia memajangkan koleksi benda-benda langka–suatu hobi yang digandrungi kalangan aristokrat Eropa abad ke-17–yang tidak hanya akan ditemui di Pulau Ambon, tetapi juga di pulau-pulau sekitarnya, yaitu Molukkas, Banda, dan lain-lain. Namun, jelas bahwa buku ini bukan hanya dapat berguna untuk mencari informasi tentang kerang-kerangan dan batu-batuan
Nusantara, namun juga menyelami alam intelektual dari seorang naturalis awal Nusantara abad ke-17.

The post KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/feed/ 0