Bahasa Indonesia Arsip : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/edisi/bahasa-indonesia/ Toko Buku Online. Thu, 21 Mar 2024 05:39:59 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Bahasa Indonesia Arsip : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/edisi/bahasa-indonesia/ 32 32 HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/ https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/#respond Tue, 12 Dec 2023 07:51:08 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14288    

The post HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
 

 

The post HAM Dicari, Dibela hingga Dipidanakan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/ham-dicari-dibela-hingga-dipidanakan/feed/ 0
Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/ https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/#respond Mon, 11 Dec 2023 07:42:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14285    

The post Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
 

 

The post Ada Pengadilan, Tidak Ada Pengadilan: Negara Hukum Digusur Negara Kekuasaan appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/ada-pengadilan-tidak-ada-pengadilan-negara-hukum-digusur-negara-kekuasaan/feed/ 0
Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/ https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/#respond Mon, 30 Oct 2023 07:14:48 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14251 Buku Kang Mbok Dr. Sri Teddy Rusdy yang pasti banyak berguna terutama bagi revolusi mental generasi masa depan ini tak bisa diceraikan dari novelnya Rahwana Putih, dari kertas-kertas kerjanya, kuliah-kuliahnya, maupun obrolan-obrolannya dengan saya terdahulu. Rahwana Putih tentang ajakan untuk tidak melihat hidup secara sepenggal-sepenggal, untuk melihat hidup penuh seluruh laksana Rahwana menghayati hidupnya, kawin […]

The post Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku Kang Mbok Dr. Sri Teddy Rusdy yang pasti banyak berguna terutama bagi revolusi mental generasi masa depan ini tak bisa diceraikan dari novelnya Rahwana Putih, dari kertas-kertas kerjanya, kuliah-kuliahnya, maupun obrolan-obrolannya dengan saya terdahulu. Rahwana Putih tentang ajakan untuk tidak melihat hidup secara sepenggal-sepenggal, untuk melihat hidup penuh seluruh laksana Rahwana menghayati hidupnya, kawin dengan buku tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu ini. Demikian juga kertas-kertas kerja maupun kuliah-kuliahnya tentang baik-buruk, salah-benar, yang selama ini disalahtafsirkan orang sebagai dua hal yang tidak manunggal, yang dikotomis, yang terpolarisasi. Obrolan-obrolan Kang Mbok, begitu saya memanggil doktor filsafat wayang ini… Obrolan-obrolannya dengan saya bahwa tanpa orang jelek tak ada orang baik, bahwa Rama jadi tampak baik lantaran ada Rahwana yang tampak buruk, kawin dengan buku tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu yang di beberapa tempat disebut Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diri ini.

Bahkan peristiwa-peristiwa yang diselenggarakan oleh Kang Mbok, kawin juga dengan bukunya tentang ilmu yang dibabarkan oleh Pandito Bimo Suci di gunung Argo Keloso ini. Suatu hari dalam haul Mas Teddy Rusdy, mendiang suami Kang Mbok, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar bertausiyah bahwa selama ini orang menyangka bahwa pernikahan hanya berlangsung di antara manusia. Orang melupakan pernikahan lain yang juga hakiki, yaitu pernikahan Asmaul Husna. Bagaimana nama-nama suci Tuhan yang tampak seolah saling bertabrakan itu sejatinya padu dan tunggal. Betapa tauhid atau tunggalnya mereka seperti suami-istri antara Tuhan Maha Meninggikan versus Tuhan Maha Merendahkan, Tuhan Maha Mengampuni versus Tuhan Maha Menyiksa, Tuhan Maha Memberi Petunjuk versus Tuhan Maha Menyesatkan … dan lain-lain. Masing-masing itu bukan paradoks. Masing-masing itu adalah pasangan. Dipasangkan atau dibungkus oleh Tuhan Maha Rahman dan Tuhan Maha Rahim. Oleh Rahman-Rahim.

Tantangannya tinggal bagaimana membuat buku amat penting ini tidak malah berdampak negatif terhadap pembaca, seperti impaknya terhadap Raden Prahasto, putra raja Alengka yang semula tampan, berubah jadi raksasa gara-gara turut menyimak Sastro Jendro Hayuningrat Pangruwating Diyu. Bagi jiwa-jiwa yang belum siap, ilmu ini memang berpotensi membuat mereka berpendapat buat apa berbuat baik, toh baik dan buruk sama saja. Tetaplah berbuat buruk, agar sisa manusia lainnya tampak berbuat baik. Salah-salah, buku ini akan membuat jiwa-jiwa yang belum siap akan bersikap, buat apa membasmi kejahatan, toh tanpa kejahatan dunia ini tidak akan berjalan. Sama halnya kehidupan tidak akan berjalan bila manusia cuma punya siang tanpa punya malam.

Semoga tantangan tersebut bisa ditanggulangi dengan penyelenggaraan diskusi-diskusi kecil, sarasehan, jagong, angkringan, wayangan, dan lain-lain tentang Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu. Tentu lebih afdol lagi bila di setiap kegiatan tersebut dihadirkan penulis buku ini.

Sujiwo Tejo

Padepokan ST-Art

Lereng Gunung Manglayang, Bandung,

akhir September 2023

 

The post Aksiologi Serat Sastra Jendra: Falsafah Wayang sebagai Pandangan Dunia Manusia Jawa appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/serat-sastrajendra/feed/ 0
KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/ https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/#respond Mon, 30 Oct 2023 06:37:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14245 Sebagian orang Jepang telah lama memiliki kecenderungan membenarkan Perang Asia Timur Raya dan penjajahan militer Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II sebagai usaha memerdekakan negeri-negeri yang didudukinya dari belenggu negara Barat. Dengan itu, mereka membedakan pendudukan masa perang di Asia Tenggara dari pemerintahan kolonial Jepang di Korea dan Taiwan. Mereka mengakui pemerintahan kolonial […]

The post KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Sebagian orang Jepang telah lama memiliki kecenderungan membenarkan Perang Asia Timur Raya dan penjajahan militer Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II sebagai usaha memerdekakan negeri-negeri yang didudukinya dari belenggu negara Barat. Dengan itu, mereka membedakan pendudukan masa perang di Asia Tenggara dari pemerintahan kolonial Jepang di Korea dan Taiwan. Mereka mengakui pemerintahan kolonial sebagai kejahatan, tetapi menganggap bahwa pendudukan militer Jepang di Asia Tenggara dimotivasi oleh keinginan untuk membebaskan orang-orang Asia dari kolonialisme Barat. Pendapat ini didukung pula oleh orang Belanda, yang tidak ingin mengakui kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan bangsa itu sendiri. Maka, banyak kepentingan yang ingin mengecilkan peran Indonesia dalam usaha kemerdekaan, dan perdebatan tentangnya terus bergulir.

Buku ini menjelaskan bagaimana propaganda dan pendidikan Jepang berjalan beriringan dengan gerakan nasionalisme Indonesia, kolaborasi Bung Karno dengan Jepang, pemberontakan terhadap Jepang, eksploitasi Jepang terhadap sumber daya manusia dan pangan, pembelotan orang Jepang terhadap pemerintahan militer, proses persiapan kemerdekaan, hingga situasi warga negara Indonesia yang telantar ke Jepang pascaperang. Buku ini merangkum hasil penelitian Aiko Kurasawa di Indonesia selama hampir lima puluh tahun.

 

The post KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH JEPANG (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kemerdekaan-bukan-hadiah-jepang/feed/ 0
Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/ https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/#respond Mon, 04 Sep 2023 04:20:43 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14206 Alih-alih sekadar menggaungkan kembali pemberontakan dan pembaharuan yang digebrakkan oleh Seni Rupa Baru pada era 1970-1980an, pendekatan dan sudut pandang yang diambil oleh para penulis di dalam buku ini secara khas justru mencerminkan kecenderungan yang sedang berlangsung di dunia seni rupa hari ini. Pembacaan atas fenomena kemunculan Seni Rupa Baru adalah pintu masuk untuk mempelajari […]

The post Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Alih-alih sekadar menggaungkan kembali pemberontakan dan pembaharuan yang digebrakkan oleh Seni Rupa Baru pada era 1970-1980an, pendekatan dan sudut pandang yang diambil oleh para penulis di dalam buku ini secara khas justru mencerminkan kecenderungan yang sedang berlangsung di dunia seni rupa hari ini. Pembacaan atas fenomena kemunculan Seni Rupa Baru adalah pintu masuk untuk mempelajari kisah perjalanan sejarah pemikiran dan praktik seni rupa dalam perspektif dan konteks lokal Indonesia. Kita bisa melihat bagaimana para penulis berusaha menggali sumber-sumber pemikiran dari Indonesia sendiri untuk membaca dan menafsirkan gejala-gejala, fenomena, ataupun peristiwa yang terjadi di seputar Seni Rupa Baru. Kita bisa mendengar, bagaimana pemikiran-pemikiran yang disuarakan oleh para seniman maupun kritikus seperti S. Sudjojono, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo, Srihadi Soedarsono, Fadjar Sidik, Sanento Yuliman, Jim Supangkat, Toeti Heraty, Nashar, Zaini, dkk., tidak secara tergesa-gesa diasosiasikan dengan konsepsi-konsepsi maupun praktik-praktik seni yang dikanonkan sejarah seni rupa Barat. Pendekatan semacam ini sejalan dengan meningkatnya ketertarikan para akademisi dan sejarawan seni menggali dan menuliskan sejarah seni dari luar Barat sepanjang kurun waktu dua dekade terakhir—setidaknya sejak semangat regionalisme “baru” dikobarkan oleh bienale/trienale baru di berbagai belahan dunia, seperti Fukuoka Asian Art Festival (kemudian menjadi Fukuoka Asian Art Triennale) Australia and Regions Exchange (ARX), Asia Pacific Triennial (Australia), Singapore Biennale, Biennale Jogja Seri Khatulistiwa, dan Jakarta Biennale.

 

The post Masakan Sepanjang Zaman: Bunga Rampai Seni Rupa Baru 1975-1989 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/masakan-sepanjang-zaman-bunga-rampai-seni-rupa-baru-1975-1989/feed/ 0
KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/ https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/#respond Thu, 10 Aug 2023 04:54:00 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14172 Georgius Everhardus Rumphius menghabiskan lebih dari setengah abad mencintai alam Nusantara. Ia meninggalkan keluarga, kampunghalamannya Jerman, dan Benua Eropa sehari setelah Natal pada1652. Ia tak pernah melihat lagi benua tersebut, negeri asalnya,ataupun kerabatnya. Tak disangka, hijrahnya ke benua maritim ini justru terasa bagai pulang ke rumah. Dijumpainya kemegahan dankeajaiban alam, mulai dari makhluk yang paling […]

The post KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Georgius Everhardus Rumphius menghabiskan lebih dari setengah abad mencintai alam Nusantara. Ia meninggalkan keluarga, kampunghalamannya Jerman, dan Benua Eropa sehari setelah Natal pada1652. Ia tak pernah melihat lagi benua tersebut, negeri asalnya,ataupun kerabatnya. Tak disangka, hijrahnya ke benua maritim ini justru terasa bagai pulang ke rumah. Dijumpainya kemegahan dankeajaiban alam, mulai dari makhluk yang paling kecil hingga beragam jenis konkresi yang menarik untuk diteliti asal-usulnya. Alih-alihmenempatkan dirinya sebagai ilmuwan yang senang menaklukkanobjek studinya, Rumphius bersikap rendah hati terhadap alam yangsetiap hari terus menampakkan kebesarannya. Sikap seperti ini layak keluar dari seorang penyair, tapi tidak akan disambut baik di dunia ilmiah modern pasca-Darwin, yang lebih menyukai informasi ketimbang pemahaman.
Sampai terbitnya buku ini di Amsterdam pada 1705, Rumphius tidak pernah melihat satu pun karyanya diterbitkan. Ia meninggal pada 1702. Dalam buku ini ia memajangkan koleksi benda-benda langka–suatu hobi yang digandrungi kalangan aristokrat Eropa abad ke-17–yang tidak hanya akan ditemui di Pulau Ambon, tetapi juga di pulau-pulau sekitarnya, yaitu Molukkas, Banda, dan lain-lain. Namun, jelas bahwa buku ini bukan hanya dapat berguna untuk mencari informasi tentang kerang-kerangan dan batu-batuan
Nusantara, namun juga menyelami alam intelektual dari seorang naturalis awal Nusantara abad ke-17.

The post KOTAK KEAJAIBAN BENUA MARITIM: Ambon Abad XVII (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kotak-keajaiban-dunia-maritim-ambon-abad-xvii/feed/ 0
KOTA -KOTA INDONESIA : Pengantar untuk Orang Banyak (Volume 1,2,3) https://komunitasbambu.id/product/kota-kota-indonesia-pengantar-untuk-orang-banyak-jilid-1/ https://komunitasbambu.id/product/kota-kota-indonesia-pengantar-untuk-orang-banyak-jilid-1/#respond Mon, 08 May 2023 07:45:41 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14129 Menyingkapkan kota untuk dipahami berarti mencari dan memaparkan sejumlah lapisan tatanan yang tidak selalu bersifat kasat mata atau berwujud benda yang dekat. Tiap-tiap kota Indonesia menawarkan pelajaran berbeda. Inilah dasar yang penulis gunakan untuk memilih kota-kota yang hadir di dalam buku ini. Tentu saja dapat dilakukan penggolongan atas kota-kota itu, dan bahkan membuat semacam periodisasi […]

The post KOTA -KOTA INDONESIA : Pengantar untuk Orang Banyak (Volume 1,2,3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Menyingkapkan kota untuk dipahami berarti mencari dan memaparkan sejumlah lapisan tatanan yang tidak selalu bersifat kasat mata atau berwujud benda yang dekat. Tiap-tiap kota Indonesia menawarkan pelajaran berbeda. Inilah dasar yang penulis gunakan untuk memilih kota-kota yang hadir di dalam buku ini. Tentu saja dapat dilakukan penggolongan atas kota-kota itu, dan bahkan membuat semacam periodisasi sejarah untuk perkembangannya. Ini akan menghasilkan suatu pemahaman umum. Namun, buku ini juga bertujuan menunjukkan perbedaan-perbedaan, sebab demikian itu merupakan cara untuk meningkatkan perhatian pada perincian-perincian yang membangun pemahaman yang lebih mendalam, penglihatan yang lebih banyak.

The post KOTA -KOTA INDONESIA : Pengantar untuk Orang Banyak (Volume 1,2,3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kota-kota-indonesia-pengantar-untuk-orang-banyak-jilid-1/feed/ 0
GERAKAN RAKYAT, POLITIK IDENTITAS, DAN HUKUM KOLONIAL (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/gerakan-rakyat-politik-identitas-dan-hukum-kolonial/ https://komunitasbambu.id/product/gerakan-rakyat-politik-identitas-dan-hukum-kolonial/#respond Wed, 08 Feb 2023 07:52:02 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=14048 “Wilson adalah aktivis sekaligus sejarawan yang berhasil mewujudkan teori dan praktik sebagai satu kesatuan. Buku terbarunya ini adalah upayanya meletakkan sejarah sebagai titik awal untuk menjelaskan persoalan-persoalan kita hari ini. Dari sejarah itu pula, dia menunjukkan pada kita, apa yang harus dilakukan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut. Di tangannya sejarah bukan soal keindahan masa lalu tapi […]

The post GERAKAN RAKYAT, POLITIK IDENTITAS, DAN HUKUM KOLONIAL (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
“Wilson adalah aktivis sekaligus sejarawan yang berhasil mewujudkan teori dan praktik sebagai satu kesatuan. Buku terbarunya ini adalah upayanya meletakkan sejarah sebagai titik awal untuk menjelaskan persoalan-persoalan kita hari ini. Dari sejarah itu pula, dia menunjukkan pada kita, apa yang harus dilakukan untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut. Di tangannya sejarah bukan soal keindahan masa lalu tapi inspirasi untuk membuat perubahan. Karenanya buku ini menjadi penting untuk kita baca.”

  • Yerry Wirawan, Doktor Sejarah peneliti SINTAS (Sejarah Lintas Batas)

“Wilson menulis sejarah dengan unik: narasinya hidup dan provokatif. Melalui karya-karya dalam buku ini, dia menggambarkan sejarah sebagai pergulatan kemanusiaan. Baginya sejarah adalah nama lain dari politik. Cara menulis yang makin langka di masa kini.”

  • Robertus Robet, Doktor Sosiologi pengajar di Universitas Negeri Jakarta

The post GERAKAN RAKYAT, POLITIK IDENTITAS, DAN HUKUM KOLONIAL (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/gerakan-rakyat-politik-identitas-dan-hukum-kolonial/feed/ 0
SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/ https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/#respond Mon, 14 Nov 2022 08:41:33 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13905 Buku ini berbasis disertasi sejarawan R.Z. Leirissa. Ia siap dengan berbagai sumber sehingga mampu menghadirkan panggung sejarah perdagangan rempah-rempah beserta gejolak sosial yang terjadi di Laut Seram pada awal abad ke-19. Terutama keterkaitannya antara wilayah Halmahera Timur dan Kerajaan Jailolo.

The post SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Leirissa dari kawasan Laut Seram telah berhasil menggambarkan masa rempah-rempah dengan membawa Maluku ke atas panggung sejarah. Keistimewaan bahwa tiada satu pun tempat di muka bumi punya “tumbuhan surga” itu telah membawa bencana. Meskipun tanah tempat tumbuhnya disembunyikan dan diselubungi mitos-mitos seram, harganya yang selangit membuat orang-orang Eropa mulai mencarinya pada abad ke-15.

Raja dan orang-orang super kaya mengirim armada menjelajah samudra untuk menemukan pulau rempah yang akhirnya menghadapkan Maluku dengan berbagai bangsa yang berlomba untuk menguasai pusat rempah-rempah. Zona laut Maluku dengan kerajaan-kerajaannya menjadi panas dipenuhi persengketaan kekuatan kolonial. Persengketaan itu membuat VOC menjadi kekuatan dominan sekaligus penyebab awal kejatuhan kerajaan-kerajaan di Maluku.

The post SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/feed/ 0
KESEHARIAN ORANG BUANGAN DI KAMP KOLONIAL (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/keseharian-orang-buangan-di-kamp-kolonial/ https://komunitasbambu.id/product/keseharian-orang-buangan-di-kamp-kolonial/#respond Wed, 26 Oct 2022 01:30:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13893 Buku ini sungguh karya yang luar biasa, provokatif, menantang, dan cemerlang.
Rudolf Mrázek berhasil menulis buku yang boleh jadi yang terbaik yang pernah
saya baca di dekade ini.
— Rosalind C. Morris, Guru Besar Antropologi Universitas Columbia

Buku ini adalah “bentangan paling kental” perihal kehidupan kamp yang
pernah dibukukan sejauh ini, memberikan wawasan berharga untuk menyelami
corak modernitas yang bersemayam dalam setiap sendi kehidupan.
— Iris Rachamimov, Universitas Tel Aviv

The post KESEHARIAN ORANG BUANGAN DI KAMP KOLONIAL (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Rudolf Mrázek menyoroti setiap jengkal kehidupan keseharian para penghuni
dua kamp: Theresienstadt, suatu ghetto di dekat Praha oleh Nazi untuk orang-orang Yahudi, dan Boven Digoel, suatu kamp pemencilan buatan pemerintah
Hindia-Belanda di rimba Papua untuk kaum komunis dan para pemberontak yang
pernah berusaha menggulingkannya. Berdasar pada wawancara para penyintas
kedua kamp dan anak keturunan mereka, arsip pemerintah, memorabilia,
serta catatan di media, Mrázek berhasil menyusun buku ini dan menunjukkan
bagaimana pelbagai tugas biasa dalam kehidupan modern—membeli pakaian,
mencukur rambut, berolahraga—terus berjalan di kamp, serta dirancang,
dibangun, dan dikelola sesuai dengan asas-asas modernitas. Dengan begitu,
Mrázek menunjukkan bahwa kamp-kamp konsentrasi bukanlah suatu ruang yang
luar biasa; kamp-kamp itu adalah lokus modernitas dalam wujudnya yang paling
tulen.
Buku ini sungguh karya yang luar biasa, provokatif, menantang, dan cemerlang.
Rudolf Mrázek berhasil menulis buku yang boleh jadi yang terbaik yang pernah
saya baca di dekade ini.
— Rosalind C. Morris, Guru Besar Antropologi Universitas Columbia
Buku ini adalah “bentangan paling kental” perihal kehidupan kamp yang
pernah dibukukan sejauh ini, memberikan wawasan berharga untuk menyelami
corak modernitas yang bersemayam dalam setiap sendi kehidupan.
— Iris Rachamimov, Universitas Tel Aviv

The post KESEHARIAN ORANG BUANGAN DI KAMP KOLONIAL (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/keseharian-orang-buangan-di-kamp-kolonial/feed/ 0