Sejarah Orde Baru Archives : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-orde-baru/ Toko Buku Online. Wed, 10 Apr 2024 05:02:43 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Sejarah Orde Baru Archives : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-orde-baru/ 32 32 BERKAS GENOSIDA: Mekanika Pembunuhan Massal 1965-1966 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/berkas-genosida-indonesia-mekanika-pembunuhan-massal-1965-1966/ https://komunitasbambu.id/product/berkas-genosida-indonesia-mekanika-pembunuhan-massal-1965-1966/#respond Fri, 04 Feb 2022 02:38:12 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13541 Buku ini menggugurkan narasi militer yang menjadi propaganda resmi pemerintah Indonesia tentang pembunuhan massal 1965– 1966

The post BERKAS GENOSIDA: Mekanika Pembunuhan Massal 1965-1966 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Selama lebih dari setengah abad, militer Indonesia menggambarkan pembunuhan massal 1965–1966 yang menewaskan sekitar satu juta warga sipil tak bersenjata sebagai akibat pemberontakan “G30S/PKI”. Istilah ini menunjukkan suatu narasi yang tidak hanya menyangkal peran militer di balik pembantaian sekaligus mengkambinghitamkan pihak lain, tetapi juga menampik gagasan bahwa peristiwa tersebut merupakan operasi nasional yang terpusat.

Buku ini menggugurkan narasi militer yang menjadi propaganda resmi pemerintah Indonesia tentang pembunuhan massal 1965–1966 berdasar arsip militer sendiri. Arsip setebal 3.000 halaman yang ditemukan di bekas gedung Badan Intelijen Indonesia di Banda Aceh tersebut untuk pertama kalinya digunakan untuk merekonstruksi secara rinci narasi pembunuhan 1965–1966. Dari perintah dan catatan militer, serta kisah-kisah yang belum pernah didengar yang disuarakan 70 penyintas G30S di Aceh, buku ini dengan gamblang menyatakan bahwa pembantaian 1965–1966 merupakan kasus genosida, sebagaimana definisi yang termaktub
dalam Konvensi Genosida 1948. “Secara mengejutkan, Melvin berhasil menjelaskan dua hal yang, setidaknya bagi saya, hanya samar-samar diketahui. Dua hal itu adalah pentingnya posisi Aceh dalam pertarungan ideologis dan transformasi politik lokal yang membuat elite masyarakat Aceh merasa lebih berutang kepada kaum militer ketimbang kepada Sukarno.” — Fachry Ali, Pengamat Politik-Ekonomi dan Sejarah

“Tampaknya mustahil untuk melebih-lebihkan pentingnya hasil kerja Melvin yang monumental sekaligus terasa memilukan… Hasil kerjanya mengubah pemahaman kita tentang sejarah, identitas, dan politik Indonesia. Jess Melvin telah menyusun salah satu kajian terbaik tentang genosida.” — Joshua Oppenheimer, sutradara peraih nominasi Academy Award, The Act of Killing (2012) dan The Look of Silence (2014)

The post BERKAS GENOSIDA: Mekanika Pembunuhan Massal 1965-1966 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/berkas-genosida-indonesia-mekanika-pembunuhan-massal-1965-1966/feed/ 0
MUTIARA DI PADANG ILALANG: Cerita Seorang Penyintas (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/mutiara-di-padang-ilalang-cerita-seorang-penyintas/ https://komunitasbambu.id/product/mutiara-di-padang-ilalang-cerita-seorang-penyintas/#respond Fri, 28 Jan 2022 03:57:25 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13533 Catatan-catatan Tedjabayu menunjukkan bahwa sejak ditahan dan dibebaskan mereka betul-betul menjadi tahanan yang tak memiliki hak-hak

The post MUTIARA DI PADANG ILALANG: Cerita Seorang Penyintas (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
“Catatan-catatan Tedjabayu menunjukkan bahwa sejak ditahan dan dibebaskan mereka betul-betul menjadi tahanan yang tak memiliki hak-hak sehingga nasib mereka tergantung belas kasihan dari penguasa apakah itu tentara maupun sipir penjara. Mereka menjadi “obyek bukan lagi menjadi subyek”” – Todung Mulya Lubis

Mutiara di Padang Ilalang, bukan saja menggambarkan bagaimana para mahasiswa dan intelektual yang merupakan manusia-manusia harapan bangsa, dihilangkan kemanusiaannya dengan cara-cara kejam, tapi menggambarkan juga bagaimana bangsa ini kehilangan keperibadiaannya yang berakibat pada hilangnya kesempatan membangun masa depan bangsa dengan rasa percaya diri” – Nursyahbani Katjasungkana

The post MUTIARA DI PADANG ILALANG: Cerita Seorang Penyintas (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/mutiara-di-padang-ilalang-cerita-seorang-penyintas/feed/ 0
PERANG MELAWAN PENJAJAH: Dari Hindia Timur Sampai NKRI 1510–1975 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/perang-melawan-penjajah-dari-hindia-timur-sampai-nkri-1510-1975/ https://komunitasbambu.id/product/perang-melawan-penjajah-dari-hindia-timur-sampai-nkri-1510-1975/#respond Fri, 14 Jan 2022 03:21:41 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13508 Buku ini ditulis untuk menunjukkan sisi gelap kolonialisme. Piet Hagen siap dengan sumber yang kaya sehingga mampu mendeskripsikan dalam periode panjang buasnya kolonialisme Eropa, terutama Belanda, menindas dengan kekerasan dan persenjataan modern melalui setidaknya 500 peperangan.

The post PERANG MELAWAN PENJAJAH: Dari Hindia Timur Sampai NKRI 1510–1975 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini ditulis untuk menunjukkan sisi gelap kolonialisme. Piet Hagen siap dengan sumber yang kaya sehingga mampu mendeskripsikan dalam periode panjang buasnya kolonialisme Eropa, terutama Belanda, menindas dengan kekerasan dan persenjataan modern melalui setidaknya 500 peperangan. Hasilnya Belanda menjadi kaya raya, mencapai abad emasnya pada 1600–1700. Sukses melakukan industrialisasi jadi negara maju pada abad ke-19. Kekerasan dan kekejaman konflik militer akibat eksploitasi kolonial membantu kita memahami mengapa perang dan pemberontakan melawan penjajah terus terjadi. Pergerakan nasional patah tumbuh hilang berganti, meski tokoh-tokohnya dibui, dibuang, dan diasingkan. Orang Indonesia menjadi benci terhadap Belanda dan semua yang berbau kolonial. Proklamasi 1945 pun menjadi katup pelepas kebencian dan sikap antikolonial itu mewujud dalam laskar-laskar zaman bersiap; siap mati melawan penjajah yang angkuh serta tak juga menginsafi kekejaman mereka yang panjang.

Buku ini bersifat kronik historis sekaligus ensiklopedis, juga menarik karena menggambarkan mengapa dekolonisasi sejarah harus didekati dengan sejarah antikolonial. Perang-perang penjajahan bukan hanya telah merenggut jutaan nyawa dan triliunan harta benda, tetapi juga mewariskan beban kemiskinan serta budaya kekerasan yang panjang. Inilah mengapa buku Perang Melawan Penjajah masuk dalam daftar pendek bergengsi Libris History Prize karena dinilai jurinya “menyadarkan siapa pun yang ingin berpartisipasi dalam debat tentang kolonialisme di Indonesia, sebaiknya tidak usah bersuara sebelum membaca buku ini.

Buku yang layak untuk dibaca dan diberikan posisi terhormat di rak buku siapa pun yang serius tertarik dengan sejarah Indonesia. Apalagi yang tertarik dengan sejarah militer dan perang serta penjajahan di Indonesia, ini akan menjadi buku referensi utama.
– Peter Carey, Sejarawan

The post PERANG MELAWAN PENJAJAH: Dari Hindia Timur Sampai NKRI 1510–1975 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/perang-melawan-penjajah-dari-hindia-timur-sampai-nkri-1510-1975/feed/ 0
DJAWA DIPA: Sama Rata, Sama Rasa, Sama Bahasa 1917–1922 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/djawa-dipa-sama-rata-sama-rasa-sama-bahasa-1917-1922/ https://komunitasbambu.id/product/djawa-dipa-sama-rata-sama-rasa-sama-bahasa-1917-1922/#respond Mon, 10 Jan 2022 08:02:13 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13481 Tidak berlebihan kiranya jika skripsi Mone Thamrin ini disebut sebagai salah satu karya pertama yang mempertemukan ilmu sejarah dengan kajian budaya

The post DJAWA DIPA: Sama Rata, Sama Rasa, Sama Bahasa 1917–1922 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
“Bagi studi sejarah Indonesia di masa itu tema bahasa dan politik ini sangat tidak lazim. Mone Thamrin pun tetap menonjolkan unsur gerakan dari Djawa Dipa karena pada umumnya skripsi di jurusan Sejarah berkisah tentang tokoh, organisasi, atau peristiwa, bukan tentang gejala sosial seperti bahasa. Tidak berlebihan kiranya jika skripsi Mone Thamrin ini disebut sebagai salah satu karya pertama yang mempertemukan ilmu sejarah dengan kajian budaya.” – Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI.

“Kita kehilangan tokoh yang idealis dan perjuangkan kelestarian bumi dari ‘climate crisis’. Juga keselamatan anak-cucu, terbebas dari keserakahan hidup manusia. Muhammad Husni Thamrin, ‘selamat jalan’ dan istirahatlah dengan tenang di sisi Allah SWT. Kami lanjutkan perjuangan dan ‘mimpimu’.” – Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI 2004–2014.

The post DJAWA DIPA: Sama Rata, Sama Rasa, Sama Bahasa 1917–1922 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/djawa-dipa-sama-rata-sama-rasa-sama-bahasa-1917-1922/feed/ 0
IBUISME NEGARA: Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/ibuisme-negara-konstruksi-sosial-keperempuanan-orde-baru/ https://komunitasbambu.id/product/ibuisme-negara-konstruksi-sosial-keperempuanan-orde-baru/#respond Fri, 03 Dec 2021 09:07:57 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13390 Karya klasik yang wajib dibaca untuk mengetahui konstelasi politik di Indonesia pada masa Orde Baru

The post IBUISME NEGARA: Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku klasik tentang konstruksi sosial keperempuanan di Indonesia, memperlihatkan peribuan sebagai perantara hegemoni negara otoriter paternalistik di segala bidang kehidupan yang menjamin kepatuhan rakyat secara menyeluruh. – Yudi Latif, Direktur Eksekutif Reform Institute

Analisis cemerlang perihal bagaimana kekuasaan negara yang telah membentuk pengalaman gender berperan penting dalam studi Indonesia dan memengaruhi perdebatan soal gender serta negara-bangsa di seluruh dunia. Wawasannya tetap relevan karena Indonesia terus bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai demokrasi, kesetaraan, dan keadilan. – Tom Boellstorff, Professor of Anthropology, University of California, Irvine; penulis buku The Gay Archipelago

Karya klasik yang wajib dibaca untuk mengetahui konstelasi politik di Indonesia pada masa Orde Baru dan ideologi gender yang menyertainya. Wajib dibaca, bernilai dikoleksi. – Nadya Karima Melati, MA Slavery and Dependency Studies Universitas Bonn, Pendiri Komunitas Sejarawan Perempuan

The post IBUISME NEGARA: Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/ibuisme-negara-konstruksi-sosial-keperempuanan-orde-baru/feed/ 0
SUMPAH PEMUDA: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia (Cet. 3) https://komunitasbambu.id/product/sumpah-pemuda-makna-proses-penciptaan-simbol-kebangsaan-indonesia-2/ https://komunitasbambu.id/product/sumpah-pemuda-makna-proses-penciptaan-simbol-kebangsaan-indonesia-2/#respond Fri, 15 Oct 2021 04:30:09 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13280 Menggugat keabsahan pentingnya peristiwa Sumpah Pemuda, tetapi juga ingin menyadarkan kita untuk bersikap kritis terhadap diperalatnya sejarah Sumpah Pemuda untuk kepentingan penguasa menghadapi tantangan zaman ke zaman.

The post SUMPAH PEMUDA: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia (Cet. 3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Keith Foulcher dalam buku ini menyoroti proses perkembangan Sumpah Pemuda sebagai simbol nasional yang penting. Ia menyusuri sejarah Sumpah Pemuda sejak 1928 hingga sekarang. Ia berargumentasi bahwa Sumpah Pemuda yang kita kenal sekarang merupakan suatu hasil dari akumulasi nilai-nilai yang disisipkan dan dititipkan dalam peristiwa 93 tahun silam itu. Ia bukan hendak menggugat keabsahan pentingnya peristiwa itu, tetapi ingin menyadarkan kita untuk bersikap kritis terhadap diperalatnya sejarah Sumpah Pemuda untuk kepentingan penguasa menghadapi tantangan zaman ke zaman. Ia mengajak kita memahami prosesnya secara historis sehingga Sumpah Pemuda menjadi salah satu simbol nasional yang penting dalam konteks untuk memahami Indonesia.

The post SUMPAH PEMUDA: Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia (Cet. 3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/sumpah-pemuda-makna-proses-penciptaan-simbol-kebangsaan-indonesia-2/feed/ 0
SOEHARTO DAN BANGKITNYA KAPITALISME INDONESIA (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/soeharto-bangkitnya-kapitalisme-indonesia/ https://komunitasbambu.id/product/soeharto-bangkitnya-kapitalisme-indonesia/#respond Tue, 23 Apr 2019 09:36:09 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6035 Buku ini mengulas perkembangan kapitalisme pada zaman Orde Baru di Indonesia dan dilengkapi penelitian empiris rinci.

The post SOEHARTO DAN BANGKITNYA KAPITALISME INDONESIA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Meskipun kaya dengan data empiris, tetapi sumbangan terpenting buku ini terletak pada penumbuhan pemahaman teoritis mengenai Indonesia zaman Orde Baru. Robison menunjukkan bagaimana kapitalisme berkembang pesat saat Soeharto berkuasa sehingga suatu kelas kapitalis domestik muncul dengan negara sebagai katalisatornya. Ia menjelaskan bagaimana evolusi negara dari zaman kolonial, masa pascakolonial awal serta Orde Baru berhubungan erat dengan pertumbuhan kelas kapitalis itu. Akhirnya, kelas tersebut menjadi penting dalam ekonomi politik Indonesia sehingga setiap pembuatan kebijaksanaan negara di bidang pembangunan harus mempertimbangkan kepentingannya. Bahkan saking perkasa negara pun sudah nyaris dicengkeram dan dikuasai olehnya.Dikotomi penguasa-pengusaha pun jadi tidak relevan sebab keduanya telah menyatu melalui persetubuhan antara modal dan birokrasi negara yang melahirkan keluarga-keluarga politik birokratis serta konglomerat raksasa yang posisinya tidak ditentukan oleh mekasisme pasar yang abstrak, tetapi lewat pertautan dengan suatu sistem patronase amat korup dan tersentralisasi di bawah Soeharto. Gagasan-gagasan seperti ini disokong dalam buku Robison oleh penelitian empiris yang begitu rinci sehingga sebagai bonus, para pembaca mendapatkan data tentang seluk-beluk rezim Soeharto yang agak sulit didapatkan karena begitu ketatnya sensor terhadap informasi.


Testimoni:

“Walaupun resmi dilarang beredar di Indonesia, buku ini amat laris difotokopi dan disebarluaskan dari tangan ke tangan, frekuensi dikutipnya oleh para sarjana sangat tinggi ketimbang buku-buku tentang politik Indonesia lainnya. Karya Robinson ini adalah klasik dalam kepustakaan tentang politik dan perubahan sosial di Indonesia.” – Vedi Hadiz, Pakar Sosial Politik Indonesia

Buku ini menyajikan paparan lengkap mengenai munculnya kelas kapitalis di Indonesia. Selain itu, mematahkan tesis umum bahwa tak ada borjuasi di Indonesia. – M.F. Mukthi, Jurnalis Historia.id

The post SOEHARTO DAN BANGKITNYA KAPITALISME INDONESIA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/soeharto-bangkitnya-kapitalisme-indonesia/feed/ 0
JULIA’S JIHAD: Tales of the Politically, Sexually and Religiously Incorrect: Living In the Chaos of the Biggest Muslim Democracy (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/julias-jihad-tales-of-the-politically-sexually-and-religiously-incorrect-living-in-the-chaos-of-the-biggest-muslim-democracy/ https://komunitasbambu.id/product/julias-jihad-tales-of-the-politically-sexually-and-religiously-incorrect-living-in-the-chaos-of-the-biggest-muslim-democracy/#respond Fri, 08 Mar 2019 08:14:28 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=5953 Buku ini mengurai habis peran negara terhadap perempuan beserta stereotipe dan pengebirian hak terhadapnya. Semangat feminisme begitu lantang disuarakan di sini.

The post JULIA’S JIHAD: Tales of the Politically, Sexually and Religiously Incorrect: Living In the Chaos of the Biggest Muslim Democracy (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Does the proliferation of jilbabs (headscarves) in Indonesia since 1998 mean the nation has gone hardline? How did democracy happen in Indonesia, which has the largest population of Muslims in the world, and will it stick? Is the term ‘Muslim feminist’ an oxymoron? Do Muslims even like sex?

Julia’s Jihad provides the answer to these questions and much, much more: how the nation struggles to maintain the ‘unity in diversity’ of its 300 ethnic groups; how it practices ‘political cannibalism’ to deal with to its human rights problems; how environmentally we ‘burn our own house down’, and a whole lot of the other weird and wacky things that make Indonesia the fascinating bundle of contradictions it is.

Testimoni

Buku ini merupakan kumpulan esai pemikiran Julia selama 8 tahun yang pernah dimuat di The Jakarta Post dan majalah Tempo edisi bahasa Inggris. Tulisan Julia terasa tajam dan segar saat mengupas kompleksitas permasalahan di negeri ini. Mulai dari identitas wanita muslim, gerakan sosial, kebijakan publik, tradisi, kapitalisasi agama, hingga hak asasi manusia. Anda juga akan tersenyum-senyum sendiri saat menemukan selipan humor yang satir di dalam bahasan yang serius. Pas untuk Anda yang mencari bacaan alternatif dan menawarkan sudut pandang berbeda. – Femina.co.id

Julia is not just a critical feminist, but also a true humanist. She moves us to sincerely respect our fellow human beings and the plurality of culture and religion as certainties, and even sources of peace. – Musdah Mulia, Professor, postgraduate studies at UIN Jakarta

Julia’s Jihad is jihad in fourth gear in the struggle for openness, rationality, humanity and, naturally, woman—all spiced with a big dose of humor and wit that shakes up the reader. Reading Julia, you keep on laughing until you suddenly realize that what she is writing about is not funny but very, very serious. – Frans Magnis Suseno, professor, Driyakara School of Philosophy

The post JULIA’S JIHAD: Tales of the Politically, Sexually and Religiously Incorrect: Living In the Chaos of the Biggest Muslim Democracy (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/julias-jihad-tales-of-the-politically-sexually-and-religiously-incorrect-living-in-the-chaos-of-the-biggest-muslim-democracy/feed/ 0
JAKARTA : Sejarah 400 tahun(Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/jakarta-sejarah-400-tahun/ https://komunitasbambu.id/product/jakarta-sejarah-400-tahun/#respond Wed, 06 Mar 2019 09:40:48 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=5942 Susan dengan menelusuri sejarah Jakarta selama berabad-abad berhasil memaparkan fakta bahwa sejak lama Jakarta menjadi kota yang dibangun untuk memuaskan hasrat penguasa. Buku ini segera dicekal pemerintah Orba ketika pertama kali terbit pada 1987.

The post JAKARTA : Sejarah 400 tahun(Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini segera dicekal pemerintah Orba ketika pertama kali terbit pada 1987. Orba tidak suka dengan cara Susan Blackburn (dulunya Susan Abeyasekere) mengkaji Jakarta. Susan dengan menelusuri sejarah Jakarta selama berabad-abad berhasil memaparkan suatu kontras. Ternyata sejak lama Jakarta hanya kota yang dibangun untuk memenuhi impian para penguasa, kaum aristokrasi uang. Jakarta bukan milik dan untuk kehidupan bersama.

Selama hampir 400 tahun, penguasa-penguasa Jakarta menginginkan kota ini menjadi semacam model kota harapan mereka sendiri. Belanda selama 1619–1949 berusaha menampilkan citra kota koloni kulit putih. Setelah Indonesia merdeka, Sukarno membangun Jakarta dengan monumen dan bangunan megah. Pemimpin besar revolusi ini berharap Jakarta sebagai ibukota menjadi kebanggaan nasional. Sementara pemerintah Orba membanjiri Jakarta dengan investasi asing demi mewujudkan mimpi kota pembangunan ekonomi.


http://sejarahjakarta.com/2019/03/01/awal-batavia-kota-markas-dagang/

The post JAKARTA : Sejarah 400 tahun(Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/jakarta-sejarah-400-tahun/feed/ 0
HARI-HARI TERAKHIR SUKARNO (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/hari-hari-terakhir-sukarno/ https://komunitasbambu.id/product/hari-hari-terakhir-sukarno/#respond Wed, 06 Mar 2019 02:28:25 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=5925 Inilah saat-saat lengsernya Sang Pemimpin Besar Revolusi, Sukarno. Tragedi nasional paling pilu. Sukarno dikudeta oleh Soeharto yang disokong oleh Amerika Serikat.

The post HARI-HARI TERAKHIR SUKARNO (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini mengisahkan tregedi nasional paling memilukan dalam sejarah Indonesia, yaitu bagaimana Sukarno dikudeta. Saat-saat titik balik kehidupan Sukarno sejak peristiwa 30 September 1965 hingga kematiannya pada 21 Juni 1970. Dimulai dengan pembunuhan terhadap sejumlah jenderal yang menyulut gerakan pembantaian besar-besaran dalam sejarah dunia modern yang digerakkan Soeharto dengan bantuan Amerika Serikat untuk perlahan tapi pasti mengambil alih kekuasaan Sukarno.

Sang Pemimpin Besar Revolusi seketika melorot statusnya menjadi tahanan politik di negara yang diperjuangkan sejak ia berusia muda. Hari-hari terakhir dilalui Sukarno dengan sakit berkepanjangan dan ditelantarkan pengobatannya. Sukarno dijauhkan dari siapapun, termasuk keluarga sehingga hidup dengan kesepian yang mendalam. Bahkan setelah Sukarno meninggal politik melupakan yang diikuti pembunuhan karakter terhadap dirinya dijalankan.

Testimoni

Ini adalah satu dari ratusan tulisan mengenai Soekarno dengan segala sudut pengamatan dan periode tertentu. Ini artinya, saat-saat paling kritis dalam perjalanan bangsa Indonesia di mana pemimpinnya yang bernama Soekarno tinggal menghitung hari karena perlahan tapi pasti kekuasaannya, pengaruhnya, basis pendukungnya, dan juga seluruh jabatannya dipereteli satu persatu hingga kemudian dirinya tidak lebih sebagai pesakitan dengan status tahanan rumah. – Nur Iman Subono, Kontributor prismajurnal.com

The post HARI-HARI TERAKHIR SUKARNO (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/hari-hari-terakhir-sukarno/feed/ 0