Antropologi Archives : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/product-category/antropologi/ Toko Buku Online. Wed, 20 Mar 2024 09:53:52 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Antropologi Archives : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/product-category/antropologi/ 32 32 JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/ https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/#respond Fri, 06 Jan 2023 03:08:25 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13934 Buku ini memaparkan beragam karakteristik kekerasan di sejumlah titik wilayah Jakarta.

The post JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Jakarta identik dengan kekerasan. Ada kekerasan negara yang sohor semacam peristiwa 1965, Malari 1974, penembak misterius, kerusuhan massal 1998. Atau kekerasan yang terjadi sehari-hari semisal perampokan, penodongan, pemerasan, pencopetan, pengeroyokan, tawuran. Buku ini menganalisa bagaimana kekerasan melingkupi berbagai wilayah Jakarta, dari yang paling aman sampai yang paling rawan, dari yang terkaya hingga yang termiskin, dari yang paling modern sampai yang paling tradisional.

The post JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/feed/ 0
SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/ https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/#respond Mon, 14 Nov 2022 08:41:33 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13905 Buku ini berbasis disertasi sejarawan R.Z. Leirissa. Ia siap dengan berbagai sumber sehingga mampu menghadirkan panggung sejarah perdagangan rempah-rempah beserta gejolak sosial yang terjadi di Laut Seram pada awal abad ke-19. Terutama keterkaitannya antara wilayah Halmahera Timur dan Kerajaan Jailolo.

The post SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Leirissa dari kawasan Laut Seram telah berhasil menggambarkan masa rempah-rempah dengan membawa Maluku ke atas panggung sejarah. Keistimewaan bahwa tiada satu pun tempat di muka bumi punya “tumbuhan surga” itu telah membawa bencana. Meskipun tanah tempat tumbuhnya disembunyikan dan diselubungi mitos-mitos seram, harganya yang selangit membuat orang-orang Eropa mulai mencarinya pada abad ke-15.

Raja dan orang-orang super kaya mengirim armada menjelajah samudra untuk menemukan pulau rempah yang akhirnya menghadapkan Maluku dengan berbagai bangsa yang berlomba untuk menguasai pusat rempah-rempah. Zona laut Maluku dengan kerajaan-kerajaannya menjadi panas dipenuhi persengketaan kekuatan kolonial. Persengketaan itu membuat VOC menjadi kekuatan dominan sekaligus penyebab awal kejatuhan kerajaan-kerajaan di Maluku.

The post SENGKETA REMPAH: Halmahera Timur dan Raja Jailolo Abad ke-19 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/sengketa-rempah-di-laut-seram-halmahera-timur-dan-raja-jailolo-abad-ke-19/feed/ 0
ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/ https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/#respond Thu, 23 May 2019 08:17:16 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6023 Apa jadinya kalau antropolog bule asal Australia meneliti soal angkot dan bus di Padang? Inilah buku yang mengkaji keberagaman seni dan budaya populer pada transportasi umum di Minangkabau yang bukan hanya menarik, tapi juga ceria karena disertai gambar-gambar aneka warna.

The post ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Transportasi umum, seperti angkot dan bus menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia, tak terkecuali di kota Padang. Menariknya, angkot di kota ini sangat khas karena banyak hiasan dan stiker berupa ungkapan kias, slogan, dan mengandung petuah luhur setempat. Buku ini dibuka oleh David Reeve atas ungkapan rasa kagumnya terhadap keunikan tampilan angkutan umum di kota ini. Buku ini mencakup deskripsi bahasa, budaya pop, dan nilai masyarakat yang lengkap dengan foto-foto penuh warna.

The post ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/feed/ 0
MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/ https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/#respond Mon, 29 Apr 2019 15:37:00 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6162 Bagaimana konstelasi musik dan skena seni suara di masa tumbangnya Orde Baru sampai pascareformasi? Jeremy Wallach menelusuri seluruh arena dimainkainnya musik mulai warung kopi sampai kafe mewah dan konser. Hasilnya adalah kebisingan dan mencairnya genre-genre musik.

The post MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Apa yang terjadi dengan suara “lokal” ketika globalisasi menyingkap para musisi dan penikmat musik pada pengaruh budaya dari seluruh dunia? Jeremy Wallach menyelidikinya sebagaimana pertanyaan ini “dipermainkan” pada perkembangan eklektik dunia musik Indonesia pasca runtuhnya rezim Soeharto yang represif. Dilatarbelakangi transisi kaotis negara-bangsa Indonesia menuju demokrasi, Wallach membawa kita menjelajahi studio rekaman, toko musik, konser musik, kampus, perekaman video musik, dan lingkungan urban.

Memadukan berbagai detail, buku ini merupakan riset etnografi yang “membumi” dengan ketajaman analisis yang berasal dari teori budaya kontemporer. Ia menunjukkan bahwa akses yang dimiliki negara-bangsa Indonesia atas musik dan teknologi yang bersirkulasi secara global tidak menyurutkan dan menyeragamkan pembuatan musik lokal di Indonesia. Nyatanya malah sebaliknya. Hal ini telah menyediakan kesempatan kreatif kaum muda Indonesia untuk mengeksplorasi identitas mereka di dalam sebuah bangsa ragam budaya yang mengalami perubahan dramatis dalam dunia yang makin saling berkaitan.


Testimoni

Akhirnya kita mulai mendapatkan kajian globalisasi dan musik populer yang bernas secara etnografis dan mutakhir secara teoretis. Buku ini adalah satu dari yang terbaik.” – Timothy D. Taylor, Universitas California, Los Angeles, Penulis Global Pop: World Music, World Markets dan Beyond Exotica: Western Music and the World.

Buku yang penting ini memaparkan bagaimana musik (populer atau lainnya) membumi di dalam berbagai kemungkinan yang tersedia sekarang ini melalui orang-orang yang mendapat kenikmatan di dalamnya. Sudah sepatutnya jika buku ini dibaca oleh siapa pun yang tertarik pada media populer, Indonesia, antropologi, etnomusikologi, dan gagasan-gagasan globalisasi/lokalisasi.” – René T. A. Lysloff, Universitas California, Riverside, asisten editor Music and Technoculture.

Salahsatu buku paling menarik dari cendekiawan generasi baru, membahas berbagai isu yang sangat penting bagi jutaan rakyat Indonesia. Bernas dengan berbagai detail penting, penelitian etnografis ini menyoroti kaum muda Indonesia, musik populer, dan kelas pada sebuah momen transisi dan dinamis.” – Ariel Heryanto, Universitas Nasional Australia, Penulis State Terrorism and Political Identity in Indonesia dan editor Popular Culture in Indonesia: Fluid Identities in Post-Authoritarian Politics.

The post MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/feed/ 0
GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/ https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/#respond Mon, 29 Apr 2019 15:22:53 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6152 Ternyata, jika ditelusuri lebih dalam melalui mantra-mantra pengobatan masyarakat Barus, agama telah lama hadir di tanah Batak. Daerah yang dikenal dengan kapurnya sejak lama ini memiliki sejarah panjang sistem pengobatan yang berkaitan dengan ritus agama. Tidak hanya itu, kajian ini juga menegaskan bahwa kedatangan Islam pertama kali di Nusantara-Indonesia ini adalah di Sumatra Utara, bukan Aceh.

The post GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini merupakan kajian antropologi mendalam perihal agama dan kesehatan masyarakat Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Barus memang sudah sejak dulu terkenal dengan kapurnya, kapur barus, yang bisa digunakan untuk mengawetkan jenazah. Alhasil, kapurnya itu telah menjadi komoditas utama yang diperdagangkan. Sesuai dengan judulnya, yakni Gerbang Agama-Agama Nusantara, Barus yang terletak di pantai barat Sumatra menjadi salahsatu tempat yang sering dikunjungi oleh para pedagang dari negeri lain, seperti pedagang dari Cina dan Arab. Selain itu pelabuhan yang ada di Barus juga acapkali digunakan untuk transit. Akibatnya, terjadilah kontak sosial dan budaya antara masyarakat Barus dengan para pedagang dari seantero negeri.

Kemudian buku ini juga memaparkan kehidupan masyarakat Barus sebelum dan setelah datangnya agama-agama di tanah Batak, pandangan hidup mereka, konsepsi mereka tentang kesehatan dan penyakit, beserta para penyembuh “datu” dengan ramuan tradisional. Kajian ini menjadi penting karena kita bisa menelusuri bagaimana awalnya persentuhan budaya lokal dengan luar, yang nantinya akan memiliki pengaruh kepada agama-agama yang mereka anut. Selanjutnya hal itu pula yang menjadi cikal bakal menyebarnya agama-agama ke nusantara ini.

Terlebih kajian ini juga bisa memberikan sebuah gambaran mengenai sistem pengobatan tradisional yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat Barus melalui cara-cara mereka dalam meracik ramuan-ramuan tradisional. Ramuan-ramuan tradisional mereka gunakan sebagai obat dan biasanya ramuan itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat, salahsatu organ tubuh dari hewan, dan benda-benda lainnya yang dianggap memiliki nilai kesakralan yang tinggi.


Testimoni

Saya memandang tulisan ini bermanfaat bagi masyarakat ilmuan, khususnya mahasiswa yang menaruh minat pada kajian antropologi maupun kajian teologi bahkan kajian kesehatan masyarakat tertentu. Dari sini mereka akan dapat melihat bagaimana suatu perilaku dalam aktivitas kehidupan terikat dengan kebudayaan serta kepercayaan masyararakat, termasuk dalam bidang kesehatan. – Parsudi Suparlan, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia

The post GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/feed/ 0
WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/ https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/#respond Thu, 25 Apr 2019 04:34:28 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6049 Buku ini memaparkan beragam karakteristik kekerasan di sejumlah titik wilayah Jakarta.

The post WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Jakarta identik dengan kekerasan. Ada kekerasan negara yang sohor semacam peristiwa 1965, Malari 1974, penembak misterius, kerusuhan massal 1998. Atau kekerasan yang terjadi sehari-hari semisal perampokan, penodongan, pemerasan, pencopetan, pengeroyokan, tawuran. Buku ini menganalisa bagaimana kekerasan melingkupi berbagai wilayah Jakarta, dari yang paling aman sampai yang paling rawan, dari yang terkaya hingga yang termiskin, dari yang paling modern sampai yang paling tradisional.

The post WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/feed/ 0
TERANG BULAN TERANG DI KALI: Cerita Keliling Jakarta (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/terang-bulan-terang-di-kali-cerita-keliling-jakarta/ https://komunitasbambu.id/product/terang-bulan-terang-di-kali-cerita-keliling-jakarta/#respond Thu, 25 Apr 2019 04:04:04 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6046 Kumpulan cerpen ini mengangkat kehidupan sosial rakyat kecil Betawi-Jakarta

The post TERANG BULAN TERANG DI KALI: Cerita Keliling Jakarta (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Kumpulan cerpen yang merekam kehidupan sosial rakyat kecil Betawi-Jakarta yang ditulis oleh “orang dalam” yang tumbuh di antara anak-anak Betawi-Jakarta, mengalami suka duka mereka, bergaul akrab dengan mereka, berada di dalam kehidupan mereka. Terasa sekali setiap ceritanya disemangati pengamatan rasa kemanusiaan yang inklusif, merangkul dan memiliki kesadaran kemanusiaan yang satu.


Testiomoni:

“Karya S.M Ardan akan sangat membantu ahli ilmu bahasa dan ilmu bangsa-bangsa dan kemasyarakatan dalam penyelidikannya jika menyangkut Jakarta.” – H.B Jassin, Kritikus Sastra dan pendiri Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jassin

“S.M. Ardan telah menyuguhkan lukisan yang indah tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta, bahkan dalam beberapa bagian, mencapai tingkatan sastra yang tinggi.” – Ajip Rosidi, Sastrawan dan kritikus sastra

“S.M. Ardan, tokoh pertama dalam sastra Indonesia modern yang secara sadar mempergunakan dialek Jakarta untuk kepentingan artistik cerita-ceritanya.” – Sapardi Djoko Damono, Guru besar sastra dan bahasa indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI

The post TERANG BULAN TERANG DI KALI: Cerita Keliling Jakarta (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/terang-bulan-terang-di-kali-cerita-keliling-jakarta/feed/ 0
SUMATERA TEMPO DOELOE: Dari Marco Polo sampai Tan Malaka (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/sumatera-tempo-doeloe-dari-marco-polo-sampai-tan-malaka/ https://komunitasbambu.id/product/sumatera-tempo-doeloe-dari-marco-polo-sampai-tan-malaka/#respond Thu, 25 Apr 2019 02:52:18 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6043 Buku ini memuat catatan para penjelajah yang dipilih dan disusun oleh sejarawan terkemuka untuk merekonstruksi sejarah Sumatra.

The post SUMATERA TEMPO DOELOE: Dari Marco Polo sampai Tan Malaka (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini berisi dokumen vital bagi rekonstruksi sejarah Sumatera. Kumpulan catatan perjalanan para penjelajah ini dipilih dan disusun oleh sejarawan terkemuka, Anthony Reid, menjadi sebuah perkisahan memukau tentang periode panjang sejarah Sumatera dari abad ke-9 sampai ke-20. Meskipun tidak menceritakan sejarah Sumatera secara runtun, buku ini mengelompokkan catatan-catatan perjalanan tersebut dalam topik-topik tertentu sehingga dapat diperoleh gambaran umum tentang perubahan sosial, budaya, agama maupun politik di Sumatera. Sebab itu buku dapat menjadi sejenis “pengantar” yang dapat dipakai sebagai media paling cepat untuk memasuki ruh Sumatera.

The post SUMATERA TEMPO DOELOE: Dari Marco Polo sampai Tan Malaka (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/sumatera-tempo-doeloe-dari-marco-polo-sampai-tan-malaka/feed/ 0
SERDADU AFRIKA DI HINDIA BELANDA (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/serdadu-afrika-di-hindia-belanda-1831-1945/ https://komunitasbambu.id/product/serdadu-afrika-di-hindia-belanda-1831-1945/#respond Tue, 23 Apr 2019 09:05:33 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6027 Buku ini merupakan hasil penelitian mengenai tentara-tentara KNIL asal Afrika yang dikirimkan ke Hindia Belanda.

The post SERDADU AFRIKA DI HINDIA BELANDA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini merupakan hasil penelitian Ineke van Kessel mengenai budak-budak dari Afrika yang dikirim ke Hindia Belanda untuk dijadikan tentara. Antara 1831-1872 lebih dari 3.000 orang Afrika dibeli oleh Belanda melalui Elmina (daerah koloni Belanda, sekarang merupakan bagian dari Ghana, Afrika Barat). Hasilnya adalah pasukan yang sangat menakutkan bagi orang-orang Pribumi yang daerah-daerahnya sedang ditaklukan melalui perang. Sebab jumlahnya yang besar itu pula akhirnya muncul daerah-daerah orang Afrika di Hindia Belanda.


Testimoni:

“Selama bertahun-tahun, Van Kessel meneliti tumpukan arsip dan mewawancarai puluhan keturunan serdadu KNIL asal Afrika. Berkat penelitian sejarah yang memukau dan dikemas dengan gaya penulisan jurnalistik, Van Kessel berhasil menghidupkan kembali sejarah Belanda Hitam yang pernah terlupakan.” – Arthur Japin, Penulis roman De Zwarte met Het Witte Hart

“Buku ini sangat menarik untuk kajian sejarah, antropologi, dan sosiologi serta dapat melengkapi kepingan mozaik sejarah Indonesia, khususnya sejarah orang Indo-Afrika. Selain itu, karya ini juga bicara soal keragaman asal-usul dalam masyarakat kita. Melalui karya Van Kessel, semoga keragaman tersebut tidak dijadikan alat untuk saling mempertentangkan dan membenci, tetapi justru untuk bangkit dari “tidur” menghadapi masa depan.” – Achmad Sunjayadi, Pengajar Program Studi Belanda, FIB UI

The post SERDADU AFRIKA DI HINDIA BELANDA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/serdadu-afrika-di-hindia-belanda-1831-1945/feed/ 0
YAKUZA: Sejarah Dunia Hitam Jepang (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/yakuza-sejarah-dunia-hitam-jepang/ https://komunitasbambu.id/product/yakuza-sejarah-dunia-hitam-jepang/#respond Tue, 23 Apr 2019 08:43:37 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6025 Buku ini memuat penelitian sejarah terbentuknya jaringan yakuza serta perkembangannya sebagai salah satu organisasi kriminal internasional yang cukup panjang.

The post YAKUZA: Sejarah Dunia Hitam Jepang (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Berbagai sepakterjang yakuza akhirnya terkuak berkat investigasi David E. Kaplan dan Alec Dubro selama lebih dari 15 tahun. Mereka berhasil mengungkap sejarah terbentuknya jaringan yakuza yang dapat ditelusuri hingga ke pedagang kaki lima, penjudi kelas teri, sampai samurai tak bertuan (rōnin) yang menganggur pada masa damai selama era Tokugawa. Lebih jauh lagi, kedua penulis juga membahas transformasi yakuza yang kini menjadi salahsatu simpul kejahatan internasional melalui kontribusi mereka dalam perdagangan perempuan dan narkoba. Selama bertahun-tahun buku ini dilarang terbit di Jepang karena khawatir menimbulkan guncangan akibat runtuhnya citra ksatria yang selama ini sengaja dilekatkan pada yakuza. Kenyataannya, yakuza tak lebih dari bandit dengan jaringan kejahatan yang luas.


Testimoni

“Laporan investigatif yang mutakhir…harus dibaca bagi mereka yang merasa sudah merasa teramat familiar dengan aktivitas yakuza….begitu mengusik.” Journal of Asian Studies

“Campurkan Mafia dan Mason. Lalu tambahkan Ku Klux Klan. Itulah Yakuza…. Penting dan sangat mutakhir… Yakuza akan menjadi sumber dokumen mengenai tindakan kejahatan terorganisasi di Jepang selama bertahun-tahun.” San Jose Mercury News

The post YAKUZA: Sejarah Dunia Hitam Jepang (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/yakuza-sejarah-dunia-hitam-jepang/feed/ 0