{"id":7927,"date":"2015-10-07T16:04:42","date_gmt":"2015-10-07T09:04:42","guid":{"rendered":"https:\/\/komunitasbambu.id\/?post_type=product&p=7927"},"modified":"2023-01-27T16:52:07","modified_gmt":"2023-01-27T09:52:07","slug":"malam-bencana-1965-dalam-belitan-krisis-nasional-bagian-iii","status":"publish","type":"product","link":"https:\/\/komunitasbambu.id\/product\/malam-bencana-1965-dalam-belitan-krisis-nasional-bagian-iii\/","title":{"rendered":"Malam Bencana 1965: Dalam Belitan Krisis Nasional Bagian III"},"content":{"rendered":"
Presiden Sukarno, sang Ploklamator, mungkin sangat mencintai kekuasaan, tetapi bukanlah kekuasaan yang bisa meremukkan keutuhan Negara dan persatuan bangsa. Di saat kemungkinan itu dirasanya mengancam, ia pun menahan kepedihan betapa sistem politik dengan ideologi serba revolusioner yang dipeliharanya jatuh berantakan. Berbagai corak kontradiksi fundamental yang diperkenalkannya telah mengundang berbagai corak krisis yang menghantui kehidupan bangsa dan Negara. Ketika semuanya harus berakhir, Demokrasi Terpimpin yang didirikan dan dipimpinnya pun diejek sebagai \u201cOrde Lama\u201d. Penggantinya telah menampilkan diri sebagai \u201cOrde Baru\u201d.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Presiden Sukarno, sang Ploklamator, mungkin sangat mencintai kekuasaan, tetapi bukanlah kekuasaan yang bisa meremukkan keutuhan Negara dan persatuan bangsa. Di saat kemungkinan itu dirasanya mengancam, ia pun menahan kepedihan betapa sistem politik dengan ideologi serba revolusioner yang dipeliharanya jatuh berantakan. Berbagai corak kontradiksi fundamental yang diperkenalkannya telah mengundang berbagai corak krisis yang menghantui kehidupan bangsa […]<\/p>\n","protected":false},"featured_media":12537,"comment_status":"open","ping_status":"closed","template":"","meta":{"om_disable_all_campaigns":false,"_uag_custom_page_level_css":""},"product_cat":[421,783],"product_tag":[],"yoast_head":"\n