{"id":6102,"date":"2019-04-29T09:52:41","date_gmt":"2019-04-29T02:52:41","guid":{"rendered":"https:\/\/komunitasbambu.id\/?p=6102"},"modified":"2019-04-29T09:52:41","modified_gmt":"2019-04-29T02:52:41","slug":"sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/","title":{"rendered":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey"},"content":{"rendered":"

Jakarta, CNN Indonesia\u2014Sudah meneliti Indonesia sejak 1970, membuat Peter B.R. Carey \u201c<\/span>ngelotok<\/i><\/span>\u201d sejarah negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini, terutama Jawa. Sejarawan berusia 66 tahun ini menyayangkan, 90 persen jurnal tentang Indonesia justru ditulis oleh orang asing, bukan orang lokal.<\/span><\/span><\/span><\/p>\n

Dalam suatu kesempatan bertemu 400-an guru sejarah di Jawa Tengah, Carey bertanya adakah di antara para guru yang tahu Mpu Tantular, dan hanya dua orang yang mengacungkan tangan. Sementara dirinya sangat hafal, khususnya sejarah Pangeran Diponegoro.<\/p>\n

\u201cIngat kata-kata Bung Karno, \u2018Jasmerah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah.\u2019 Kalau kita tidak tahu sejarah, kita tidak punya pegangan atau kiblat ke masa depan,\u201d kata Carey saat ditemui di Goethe Institut Jakarta, beberapa pekan lalu.<\/p>\n

Dalam pandangan Carey, ketika suatu bangsa melupakan sejarahnya sendiri maka sangatlah berbahaya. \u201cKita boleh jadi bangsa yang kaya raya. Tapi semua itu percuma kalau tidak paham jati diri bangsa sendiri, tidak ada identitas.\u201d<\/p>\n

Hidup di alam modern, menurut Carey, tak berarti luput memaknai warisan leluhur yang luar biasa hebat. Carey mencontohkan Korea Selatan dan Jerman yang terpuruk pasca Perang Dunia II, kemudian bangkit dan maju tanpa melupakan jati diri dan sejarahnya.<\/p>\n

\u201cSementara di Indonesia, banyak sejarah yang tidak benar, banyak yang tidak tahu, banyak yang tidak boleh tahu, banyak tahun-tahun dilupakan sebagaimana terjadi di Aceh, Papua, Timor Leste. Ini situasi yang tidak menguntungkan,\u201d katanya.<\/p>\n

Kecintaan Carey pada Jawa dan Diponegoro berawal dari membaca buku-buku sejarah semasa sekolah di Inggris. Bagi Carey kecil, sosok Pangeran Diponegoro yang dekat dengan rakyat ini tak ubahnya\u00a0superhero<\/i><\/span>.<\/span><\/p>\n

Niatan meneliti terwujud saat bermukim di Indonesia era 1971-1973 untuk menggarap tesis Diponegoro. Sekembalinya ke negara asal, ia merilis sejumlah buku, dari menerjemahkan\u00a0Babad Diponegoro<\/i><\/span>\u00a0(1981) sampai menulis\u00a0<\/span>Diponegoro, Kuasa Ramalan<\/i><\/span>\u00a0(2007).<\/span><\/p>\n

Pada 2008, ia kembali ke Indonesia untuk menjadi Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Belum lama, ia merilis buku\u00a0Takdir: Kehidupan Pangeran Diponegoro dari Yogyakarta<\/i><\/span>\u00a0(2014) bersama salah seorang keturunan Diponegoro.<\/span><\/p>\n

Lalu, Carey membocorkan debut kiprahnya sebagai salah satu kurator pameran\u00a0Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa<\/i><\/span>. Pameran ini siap digelar pada 5 Februari-8 Maret 2015 di Galeri Nasional Jakarta.<\/span><\/p>\n

\u201cIni kesempatan yang jarang diberikan kepada peneliti. Jadi tantangan, karena saya belum pernah jadi kurator.\u201d Kelak dipamerkan objek dan artefak yang menggambarkan Diponegoro, baik milik negara maupun pribadi (dikumpulkan via\u00a0Open Call<\/i><\/span>\u00a0per Oktober).<\/span><\/p>\n

Di antara sejumlah koleksi yang siap dipamerkan, salah satu yang terkenal yaitu lukisanPenangkapan Diponegoro<\/i><\/span>\u00a0karya maestro Raden Saleh. Kelak juga ada ruang pusaka yang memamerkan jubah, pelana, tombak warisan Diponegoro.<\/span><\/p>\n

Diponegoro, menurut Carey, adalah tokoh yang menarik. Ia\u00a0 hidup di empat dunia: keraton, desa, pesantren dan kancah perang. Tiga kali mengalami tsunami dalam hidupnya: saat diadopsi, rumahnya dibumihanguskan oleh Belanda, dan diasingkan dari keluarganya.<\/p>\n

Dengan adanya pameran tersebut, Carey berharap, orang Indonesia mengetahui kesejatian sejarah sang pahlawan nasional. \u201cSelama ini sejarahnya diselimuti oleh Belanda, dan saya akan singkap selimut ini.\u201d<\/p>\n


\n

Sumber: <\/span><\/span><\/span>https:\/\/www.cnnindonesia.com\/gaya-hidup\/20141028172319-269-8553\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey<\/span><\/span><\/a><\/u><\/span><\/p>\n

Vega Probo<\/span><\/span><\/span><\/p>\n

Jurnalis cnnindonesia.com<\/span><\/span><\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Jakarta, CNN Indonesia\u2014Sudah meneliti Indonesia sejak 1970, membuat Peter B.R. Carey \u201cngelotok\u201d sejarah negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini, terutama Jawa. Sejarawan berusia 66 tahun ini menyayangkan, 90 persen jurnal tentang Indonesia justru ditulis oleh orang asing, bukan orang lokal. Dalam suatu kesempatan bertemu 400-an guru sejarah di Jawa Tengah, Carey bertanya adakah di antara para […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":0,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"om_disable_all_campaigns":false,"_uag_custom_page_level_css":"","footnotes":""},"categories":[1],"tags":[],"yoast_head":"\nSejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu<\/title>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"id_ID\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Jakarta, CNN Indonesia\u2014Sudah meneliti Indonesia sejak 1970, membuat Peter B.R. Carey \u201cngelotok\u201d sejarah negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini, terutama Jawa. Sejarawan berusia 66 tahun ini menyayangkan, 90 persen jurnal tentang Indonesia justru ditulis oleh orang asing, bukan orang lokal. Dalam suatu kesempatan bertemu 400-an guru sejarah di Jawa Tengah, Carey bertanya adakah di antara para […]\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Komunitas Bambu\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/bukukobam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-04-29T02:52:41+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"228\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"228\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/png\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Komunitas Bambu\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:creator\" content=\"@komunitasbambu\" \/>\n<meta name=\"twitter:site\" content=\"@komunitasbambu\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Ditulis oleh\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Komunitas Bambu\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Estimasi waktu membaca\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"2 menit\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\"},\"author\":{\"name\":\"Komunitas Bambu\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/5743e74dddac4b33db354ff5a133589d\"},\"headline\":\"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey\",\"datePublished\":\"2019-04-29T02:52:41+00:00\",\"dateModified\":\"2019-04-29T02:52:41+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\"},\"wordCount\":475,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization\"},\"articleSection\":[\"Blog\"],\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\",\"url\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\",\"name\":\"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#website\"},\"datePublished\":\"2019-04-29T02:52:41+00:00\",\"dateModified\":\"2019-04-29T02:52:41+00:00\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/\"]}]},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#website\",\"url\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/\",\"name\":\"Komunitas Bambu\",\"description\":\"Toko Buku Online.\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"id\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization\",\"name\":\"kobam\",\"url\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png\",\"width\":228,\"height\":228,\"caption\":\"kobam\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/bukukobam\/\",\"https:\/\/twitter.com\/komunitasbambu\",\"https:\/\/www.instagram.com\/bukukobam\/\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/5743e74dddac4b33db354ff5a133589d\",\"name\":\"Komunitas Bambu\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c4464177e28b7a880f01ee5614548afd?s=96&d=mm&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c4464177e28b7a880f01ee5614548afd?s=96&d=mm&r=g\",\"caption\":\"Komunitas Bambu\"},\"url\":\"https:\/\/komunitasbambu.id\/author\/ed3cttg12y\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/","og_locale":"id_ID","og_type":"article","og_title":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu","og_description":"Jakarta, CNN Indonesia\u2014Sudah meneliti Indonesia sejak 1970, membuat Peter B.R. Carey \u201cngelotok\u201d sejarah negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini, terutama Jawa. Sejarawan berusia 66 tahun ini menyayangkan, 90 persen jurnal tentang Indonesia justru ditulis oleh orang asing, bukan orang lokal. Dalam suatu kesempatan bertemu 400-an guru sejarah di Jawa Tengah, Carey bertanya adakah di antara para […]","og_url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/","og_site_name":"Komunitas Bambu","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/bukukobam\/","article_published_time":"2019-04-29T02:52:41+00:00","og_image":[{"width":228,"height":228,"url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png","type":"image\/png"}],"author":"Komunitas Bambu","twitter_card":"summary_large_image","twitter_creator":"@komunitasbambu","twitter_site":"@komunitasbambu","twitter_misc":{"Ditulis oleh":"Komunitas Bambu","Estimasi waktu membaca":"2 menit"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/"},"author":{"name":"Komunitas Bambu","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/5743e74dddac4b33db354ff5a133589d"},"headline":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey","datePublished":"2019-04-29T02:52:41+00:00","dateModified":"2019-04-29T02:52:41+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/"},"wordCount":475,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization"},"articleSection":["Blog"],"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/","url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/","name":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey : Komunitas Bambu","isPartOf":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#website"},"datePublished":"2019-04-29T02:52:41+00:00","dateModified":"2019-04-29T02:52:41+00:00","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#breadcrumb"},"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/"]}]},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/sejarah-indonesia-di-luar-kepala-peter-carey\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/komunitasbambu.id\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Sejarah Indonesia di Luar Kepala Peter Carey"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#website","url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/","name":"Komunitas Bambu","description":"Toko Buku Online.","publisher":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/komunitasbambu.id\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"id"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#organization","name":"kobam","url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png","contentUrl":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-content\/uploads\/2018\/12\/Komunitas-Bambu-1-e1557804926651.png","width":228,"height":228,"caption":"kobam"},"image":{"@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/bukukobam\/","https:\/\/twitter.com\/komunitasbambu","https:\/\/www.instagram.com\/bukukobam\/"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/5743e74dddac4b33db354ff5a133589d","name":"Komunitas Bambu","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/komunitasbambu.id\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c4464177e28b7a880f01ee5614548afd?s=96&d=mm&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c4464177e28b7a880f01ee5614548afd?s=96&d=mm&r=g","caption":"Komunitas Bambu"},"url":"https:\/\/komunitasbambu.id\/author\/ed3cttg12y\/"}]}},"uagb_featured_image_src":{"full":false,"thumbnail":false,"medium":false,"medium_large":false,"large":false,"1536x1536":false,"2048x2048":false,"gg_gallery_thumbnail":false,"yith-woocompare-image":false,"bookworm-70x107-crop":false,"bookworm-254x400-crop":false,"bookworm-90x138-crop":false,"bookworm-60x90-crop":false,"bookworm-120x183-crop":false,"bookworm-200x327-crop":false,"bookworm-300x452-crop":false,"bookworm-150x225-crop":false,"bookworm-190x222-crop":false,"bookworm-445x300-crop":false,"bookworm-506x341-crop":false,"bookworm-391x298-crop":false,"bookworm-360x250-crop":false,"woocommerce_thumbnail":false,"woocommerce_single":false,"woocommerce_gallery_thumbnail":false},"uagb_author_info":{"display_name":"Komunitas Bambu","author_link":"https:\/\/komunitasbambu.id\/author\/ed3cttg12y\/"},"uagb_comment_info":2,"uagb_excerpt":"Jakarta, CNN Indonesia\u2014Sudah meneliti Indonesia sejak 1970, membuat Peter B.R. Carey \u201cngelotok\u201d sejarah negeri berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini, terutama Jawa. Sejarawan berusia 66 tahun ini menyayangkan, 90 persen jurnal tentang Indonesia justru ditulis oleh orang asing, bukan orang lokal. Dalam suatu kesempatan bertemu 400-an guru sejarah di Jawa Tengah, Carey bertanya adakah di antara para…","_links":{"self":[{"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6102"}],"collection":[{"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=6102"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6102\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":6104,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/6102\/revisions\/6104"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=6102"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=6102"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/komunitasbambu.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=6102"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}