Teknologi adalah sebuah sarana untuk menyelesaikan persoalan. Dalam konteks Indonesia sbg negara berkembang, teknologi diarahkan pada penciptaan lapangan kerja dalam bidang-bidang industri dan pertanian, dan harus kembangkan teknologi2 “menengah” (intermediate technology) yang sesuai dengan basis sumber-sumber. Konsekuensi dari ini adalah perlunya sistem pendidikan yang mengarah ke sana.
Dalam mewujudkan hal ini, Indonesia tak harus mengisolasi diri namun tetap berinteraksi aktif dengan negara-negara yg dikenal maju dalam bidang teknologi modern. Di sini para teknolog dituntut untuk mampu mengadopsi jenis teknologi yg sesuai dengan visi-misi negara. Artinya disini tidak ikut-ikutan dengan teknolog-teknolog Barat. Ide ini saya sebut sebagai “kemandirian berilmu pengetahuan”.
Kemandirian ini akan mendorong kita sebagai sebuah bangsa yg berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dg negara-negara lain. Kita tak sekedar sbg objek negara2 lain (Soedjatmoko menyebutnya sbg konsumen belaka), melainkan mampu memproduksi sesuatu.
Dalam tulisannya, Soedjatmoko tak pernah katakan “Mengejar ketertinggalan negara-negara maju”, namun Ia tekankan bahwa teknologi harus dapat menjawab kebutuhan bangsa. Karena Indonesia dianugerahi kekayaan alam didalamnya, maka sederhananya itu semua dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran bangsa Indonesia sendiri.
Be the first to review “Dimensi Manusia dalam Pembangunan: Pilihan Karangan”