Sejarah Kemiskinan Archives : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-kemiskinan/ Toko Buku Online. Fri, 05 Apr 2024 15:30:11 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Sejarah Kemiskinan Archives : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-kemiskinan/ 32 32 JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/ https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/#respond Fri, 06 Jan 2023 03:08:25 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13934 Buku ini memaparkan beragam karakteristik kekerasan di sejumlah titik wilayah Jakarta.

The post JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Jakarta identik dengan kekerasan. Ada kekerasan negara yang sohor semacam peristiwa 1965, Malari 1974, penembak misterius, kerusuhan massal 1998. Atau kekerasan yang terjadi sehari-hari semisal perampokan, penodongan, pemerasan, pencopetan, pengeroyokan, tawuran. Buku ini menganalisa bagaimana kekerasan melingkupi berbagai wilayah Jakarta, dari yang paling aman sampai yang paling rawan, dari yang terkaya hingga yang termiskin, dari yang paling modern sampai yang paling tradisional.

The post JAKARTA KERAS: Ruang Rawan Metropolitan (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/jakarta-keras-ruang-rawan-metropolitan/feed/ 0
BUKAN 350 TAHUN DIJAJAH (Cet-3) https://komunitasbambu.id/product/bukan-350-tahun-dijajah-2/ https://komunitasbambu.id/product/bukan-350-tahun-dijajah-2/#respond Thu, 24 Mar 2022 10:28:14 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=13636 Dalam buku klasik ini Resink membuktikan sebenarnya Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun, tetapi mengapa hal tersebut masih tertulis dalam buku-buku sejarah di sekolah dan sering disebut dalam pidato-pidato?

The post BUKAN 350 TAHUN DIJAJAH (Cet-3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Siapa bilang Indonesia dijajah 350 tahun? Bohong! Mitos belaka. Melalui buku ini G.J. Resink sebagai sejarawan dan ahli hukum internasional sekaligus penyair memaparkan bukti-bukti betapa semua itu konstruksi politik kolonial. Kebohongan itu dipopulerkan politisi Belanda dan buku-buku pelajaran sekolah kolonial, tetapi semakin kuat dipercaya sebagai kebenaran sejarah ketika Sukarno dan para pejabat juga politisi kerap menggunakannya dalam pidato-pidato. Tidak terkecuali para sejarawan. Celakanya lagi, pemerintah malah memasukkan mitos tersebut ke dalam kurikulum pelajaran sekolah sampai akhirnya diterima dan tertanam sebagai kebenaran absolut di masyarakat.

Resink siap dengan segudang sumber memberikan detail fakta-fakta hukum betapa banyak kerajaan-kerajaan dan negeri-negeri di Indonesia yang tetap berdaulat selama kekuatan kolonial bercokol. Hitungan Resink, paling-paling Hindia Belanda sebagai negara hanya ada selama 40 tahun, tetapi itu pun tidak benar-benar seluas wilayah Republik Indonesia hari ini, meskipun Belanda sudah benar-benar mengusahakan penaklukan selama 350 tahun.

***
Resink berjasa penting memperkenalkan pendekatan hukum internasional dalam menelaah sejarah kolonialisme. Kesimpulannya, kekuasaan Belanda yang dikatakan selama 350 tahun di Kepulauan Indonesia tak lebih dari mitos politik belaka yang tidak bisa bertahan melawan ujian kebenaran sejarah. – Taufik Abdullah

Dalam buku klasik ini Resink membuktikan sebenarnya Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun, tetapi mengapa hal tersebut masih tertulis dalam buku-buku sejarah di sekolah dan sering disebut dalam pidato-pidato? – Asvi Warman Adam

The post BUKAN 350 TAHUN DIJAJAH (Cet-3) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/bukan-350-tahun-dijajah-2/feed/ 0
BATAVIA KALA MALAM: Polisi, Bandit, dan Senjata Api (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/batavia-kala-malam/ https://komunitasbambu.id/product/batavia-kala-malam/#respond Tue, 24 Sep 2019 10:01:38 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=3144 Batavia pada akhir abad ke-19 merupakan masa yang diwarnai kriminalitas, terutama perampokan, tetapi ada yang unik pada masa ini. Perampok yang disebut bandit atau dalam beberapa kasus disebut jago ternyata begitu dikagumi masyarakat. Mereka layaknya selebri-tas yang kehadirannya ditunggu-tunggu. Sebut saja jago bernama Gantang, Tjonat, dan tentu yang paling kita kenal adalah si Pitung.

The post BATAVIA KALA MALAM: Polisi, Bandit, dan Senjata Api (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Batavia pada akhir abad ke-19 merupakan masa yang diwarnai kriminalitas, terutama perampokan, tetapi ada yang unik pada masa ini. Perampok yang disebut bandit atau dalam beberapa kasus disebut jago ternyata begitu dikagumi masyarakat. Mereka layaknya selebritas yang kehadirannya ditunggu-tunggu. Sebut saja jago bernama Gantang, Tjonat, dan tentu yang paling kita kenal adalah si Pitung. Para jago ini begitu terkenal di kalangan masyarakat kita dan membuat kepolisian kolonial Belanda begitu kesulitan menangkap mereka. Perihal si Pitung, jago ini begitu melegenda, bahkan kisahnya sampai difilmkan dua kali. Ia begitu kontroversial sekaligus memesona untuk dibicarakan. Begitu banyak versi kisahnya yang beredar, beberapa mengatakan bahwa ia tak bisa mati. Bahkan kepolisian kolonial sampai menjaga kuburannya beberapa hari, takut kalau-kalau ia bangkit lagi. Lebih-lebih kuburannya dibongkar lagi untuk memastikannya. Dalam hal ini pihak kolonial Belanda seperti dibodoh-bodohi, bahkan oleh jago yang sudah mati. Di buku ini Margreet van Till mencoba mengulasnya guna mendapat gambaran penyebab mereka mendapat perlakuan istimewa seperti itu. Ulasannya cukup ringkas dan dibungkus dengan penyampaian yang mengalir perlahan, tetapi jelas. Hal-hal yang tidak masuk akal seperti jimat juga mendapat porsi tersendiri dan menjadi cukup penting di sini.

The post BATAVIA KALA MALAM: Polisi, Bandit, dan Senjata Api (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/batavia-kala-malam/feed/ 0
PAHLAWAN DARI BATAVIA-THE HERO OF BATAVIA: Narasi Pieter Erberveld Melawan Kompeni-Discourses on the Rebellious Pieter Erberveld (DWI BAHASA) (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/pahlawan-dari-batavia-narasi-pieter-erberveld-melawan-kompeni/ https://komunitasbambu.id/product/pahlawan-dari-batavia-narasi-pieter-erberveld-melawan-kompeni/#respond Tue, 28 May 2019 20:16:04 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=3147 Bagaimana jadinya kalau ada seseorang yang berniat memberontak lalu kepalanya dipenggal dan dimuat monumen? Ya, inilah kisah soal Pieter Erberveld, seorang keturunan Eropa yang dieksekusi dengan sadis oleh Belanda di Batavia. Kematiannya diabadikan menjadi sebuah monumen yang kini dikenal sebagai Monumen Pieter Erberveld.

The post PAHLAWAN DARI BATAVIA-THE HERO OF BATAVIA: Narasi Pieter Erberveld Melawan Kompeni-Discourses on the Rebellious Pieter Erberveld (DWI BAHASA) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Tepat pada tahun baru 1722, ada seorang peranakan Eropa yang konon merencanakan pemberontakan terhadap Kompeni di Oud Batavia. Sialnya, rencana ini bocor dan sampai ke telinga Belanda. Dia pun segera ditangkap, diadili, dan dieksekusi dengan cara yang sangat kejam. Ditarik oleh dua ekor kuda yang berlari berlawanan arah, tubuhnya hancur berantakan. Kepalanya juga dipenggal. Selepas eksekusi itu, Belanda mendirikan sebuah monumen untuk mengenang pemberontakan ini. Monumen yang dihiasi oleh tengkorak kepala ini adalah Monumen Pieter Erberveld.

Buku ini menceritakan perihal cara orang berinteraksi dengan monumen dan legenda Pieter Erberveld. Kedua tulisan yang ada di buku ini menyajikan pendekatan yang sangat berbeda untuk melihat sejarah monumen Erberveld.


In the early hours of 1722, there was a Eurasian who had reportedly prepared to revolt against the Dutch in Oud Batavia. Unexpectedly, the plan was leaked and reached Dutch ears. He was immediately arrested, tried, and executed in a very cruel manner. Pulled with two horses and ran in opposite directions, his body was ripped apart, split into two parts and his head chopped off. After the execution, the VOC authorities erected a monument commemorating the revolt. This monument decorated with a skull was the monument of Pieter Erberveld.

This book is about how people interacted with the monument and the legends of Pieter Erberveld. The two papers published here present two very different approaches to seeing the history of the Erberveld monument

The post PAHLAWAN DARI BATAVIA-THE HERO OF BATAVIA: Narasi Pieter Erberveld Melawan Kompeni-Discourses on the Rebellious Pieter Erberveld (DWI BAHASA) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/pahlawan-dari-batavia-narasi-pieter-erberveld-melawan-kompeni/feed/ 0
TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/ https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/#respond Mon, 29 Apr 2019 16:04:30 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6178 Ditulis oleh pakar Betawi dengan gaya sastrawi, buku ini adalah sejarah mikro dari Jakarta tempo doeloe, ialah Tanah Abang atau Tenabang dalam lidah Betawi. Kajian yang detail bagi siapa saja yang ingin mengetahui wilayah yang memiliki pasar tertua di Jakarta ini.

The post TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Ini adalah sejarah berdasarkan ingatan ditambah bahan kepustakaan tentang salahsatu daerah terkenal di Jakarta, yaitu Tanah Abang. Tenabang—begitu dalam lidah orang Betawi menyebut Tanah Abang Tempo Doeloe—diuraikan dengan gaya narasi sastra dan ditulis oleh Abdul Chaer yang sudah menulis lebih 10 buku tentang Betawi-Jakarta. Sebab itu pembaca dapat menikmati deskripsi sejarah personal anak Tenabang tentang Kali Krukut dan Ciliwung beserta Banjir Kanal. Dijelaskan pula tentang penduduk Tenabang tempo doeloe yang berasal dari beragam etnis mulai dari penduduk asli setempat (Betawi), Orang Cina, dan Orang Arab. Pembaca juga disuguhi sejarah Pasar Tenabang disertai dengan penjabaran menarik setiap lekuk pasar, para pedagangnya, pasar kambing Tenabang yang terkenal, sampai sistem keamanan pasar.

Kemudian ada pula aneka kisah asal-usul nama Tanah Abang dan penuturan tentang masjid tua Al-Makmur serta lembaga pendidikan agama Madrasah Jamiatul Chair yang bersejarah. Juga pemakaman tua yang sekarang disebut Taman Prasasti, hingga kisah-kisah lucu berkaitan dengan pemakaman berupa Tentara payung dan Si Buta nuntun Si Melek. Terlebih lagi diulas  tempat-tempat berobat, seperti pergi ke dukun karena tekena (kerasukan jin), sampai pergi ke rumah sakit gede. Ada juga Mesin Ngomong, Gambar Idup, Cokek, sebagai tontonan dan hiburan di Tenabang tempo doeloe. Tidak dilupakan dunia jajanan dan kuliner yang terkenal, seperti sop kambing, asinan, soto, serta es Aurora alias es lilin. Bisnis yang lenyap, seperti tukang hirkop, tukang cita, tukang kredit, tukang mundring halal, tukang afdruk foto, dan tukang solder. Dikisahkan pula kehidupan para seniman terkemuka Tenabang, seperti Bang Beni, Bang Jaid, Bang Maing, dan Bang Maman. Terdapat juga beragam cerita mistis di wilayah Tenabang, seperti setan kompek.

The post TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/feed/ 0
WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/ https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/#respond Thu, 25 Apr 2019 04:34:28 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6049 Buku ini memaparkan beragam karakteristik kekerasan di sejumlah titik wilayah Jakarta.

The post WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Jakarta identik dengan kekerasan. Ada kekerasan negara yang sohor semacam peristiwa 1965, Malari 1974, penembak misterius, kerusuhan massal 1998. Atau kekerasan yang terjadi sehari-hari semisal perampokan, penodongan, pemerasan, pencopetan, pengeroyokan, tawuran. Buku ini menganalisa bagaimana kekerasan melingkupi berbagai wilayah Jakarta, dari yang paling aman sampai yang paling rawan, dari yang terkaya hingga yang termiskin, dari yang paling modern sampai yang paling tradisional.

The post WILAYAH KEKERASAN DI JAKARTA (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/wilayah-kekerasan-di-jakarta/feed/ 0
INVOLUSI PERTANIAN: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/5939/ https://komunitasbambu.id/product/5939/#respond Wed, 06 Mar 2019 08:32:35 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=5939 Alih-alih mendatang kemakmuran, sistem tanam paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial malah mengakibatkan kemunduran dalam pertanian, bahkan kemiskinan bagi penduduk. Inilah kajian komprehensif mengenai kemunduran dan kemiskinan pertanian sekaligus petaninya di Pulau Jawa.

The post INVOLUSI PERTANIAN: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Satu lagi karya dari seorang antropolog budaya paling berpengaruh di Amerika Serikat selama tiga dekade yang menggunakan Indonesia sebagai objek penelitiannya. Karya ini awalnya merupakan bab pertama esai programatis Clifford Geertz, “The Development of the Javanese Economy: A Sosio-Cultural Approach”—hasil dari penelitian proyek yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology pada 1956. Sistem Tanam Paksa yang diterapkan pemerintah kolonial ketika itu nyatanya tidak berhasil menjadikan pertanian Indonesia mengalami evolusi, melainkan sebaliknya.

Menurut antropolog ini, sistem pertanian dan sistem budaya menjadi pemicu dari kondisi involutif tersebut. Selain itu, dikotomi sawah-ladang dan Indonesia Bagian Dalam (Jawa)-Indonesia Bagian Luar (Luar Jawa) yang digunakan Geertz memperlihatkan perbedaan mencolok pola penggunaan lahan yang sedikit banyak dapat merefleksikan keadaan sosial budaya masyarakat Indonesia pada saat itu.

Testimoni

Secara garis besar Geertz menerangkan Involusi dalam arti para petani yang menggarap sawah hanya membagi kemiskinan dan tidak berevolusi seperti para petani di luar Jawa. Mereka hanya membuat keadaan terbalik dan tidak menunjukkan kemajuan linear. Hal tersebut tergambar dari paparan Geertz yang didukung oleh berbagai teori dari beberapa Antropolog untuk menguatkan isi buku ini. – Harry Fajar Surya, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia

The post INVOLUSI PERTANIAN: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/5939/feed/ 0
CANDU TEMPO DOELOE (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/candu-tempo-doeloe-pemerintah-pengedar-pecandu-1860-1910/ https://komunitasbambu.id/product/candu-tempo-doeloe-pemerintah-pengedar-pecandu-1860-1910/#respond Tue, 05 Mar 2019 07:18:22 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=5915 Seluk beluk sejarah panjang penuh madu sekaligus racun dari opium tergambar dalam buku ini.

The post CANDU TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Seluk beluk sejarah panjang penuh madu sekaligus racun dari opium tergambar dalam buku ini. Opium pernah mencengkram selama lebih 50 tahun Hindia Belanda, yaitu pada 1860 sampai 1910. Saat itu mengisap opium merupakan kebiasaan masyarakat yang menyebar luar di Jawa dan perdagangan opium mempunyai dampak mendalam di aspek ekonomi serta politik. Saking luasnya pemakai opium di Hindia Belanda, opium pun diimpor dari mana saja dan dijual secara bebas seluas-luasnya di bawah monopoli pemerintah. James Rush menjelaskan cara kerja sistem pengedaran opium selama tahun-tahun emasnya itu dengan mengukur pencapaian sosial, ekonomi dan politik termasuk akibat mengerikan dari sistem monopoli dan perdagangan opium di dalam masyarakat koloni yang didominasi Belanda.

The post CANDU TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/candu-tempo-doeloe-pemerintah-pengedar-pecandu-1860-1910/feed/ 0