Sejarah Kebudayaan Archives : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-kebudayaan/ Toko Buku Online. Wed, 20 Mar 2024 09:53:52 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg Sejarah Kebudayaan Archives : Komunitas Bambu http://komunitasbambu.id/product-category/sejarah-kebudayaan/ 32 32 SEJARAH REMPAH: Dari Erotisme sampai Imperialisme (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/sejarah-rempah-dari-erotisme-sampai-imperialisme-cetakan-ii/ https://komunitasbambu.id/product/sejarah-rempah-dari-erotisme-sampai-imperialisme-cetakan-ii/#respond Tue, 24 Sep 2019 10:52:39 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=7445 Pembahasan sejarah panjang rempah-rempah yang komprehensif dari segi geopolitik, filosofis, dan teologis, serta menelaah sisi-sisi rempah lainnya.

The post SEJARAH REMPAH: Dari Erotisme sampai Imperialisme (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Rempah-rempah memiliki sejarah panjang dan fantastis. Jack Turner mencoba menuliskan rekam jejaknya dan melalui gaya narasi sastra yang jenaka, ia berhasil menyajikan suatu kisah yang luas dan sangat informatif. Turner mengangkat rentetan kesalahpahaman ikhwal rempah-rempah yang terjadi di masa lalu dan menceritakan berbagai peristiwa secara detail serta kronologis yang terkait dengan pencarian dan penggunaannya.
Rempah-rempah memberi pengaruh terhadap tokoh-tokoh penting sehingga dalam sejarah mereka akhirnya dikenal sebagai pengubah sejarah dunia, mulai Yesus Kristus, Ibnu Sina sampai gadis-gadis grup pop Spice Girls. Dari Firaun Ramses hingga Marco Polo, Christopher Columbus, dan Vasco da Gama. Ketika dunia terancam penyakit—seperti epidemi pes di Eropa pada abad ke-16—rempah-rempah oleh dunia pengobatan dianggap mujarab sebagai penangkal. Lebih menarik lagi ketika Turner juga memaparkan kaitan rempah-rempah dan sejarah erotisme. Terkuaklah bagaimana kisah penggunaan rempah-rempah dalam praktik sexual magic yang bertujuan meningkatkan gairah, keperkasaan, menggaet perempuan, dan lain-lain. Praktik yang dimulai di Jazirah Arab di antara para syeikh itu kemudian dicontoh secara besar-besaran di Benua Eropa.
Mungkin terasa berlebihan jika membaca bahwa pada masa lalu rempah-rempah disebut sebagai “buah dari surga” atau “punya kekuatan sihir”, tetapi percayalah, betapa nyata rempah-rempah mengubah peta sejarah dunia.

The post SEJARAH REMPAH: Dari Erotisme sampai Imperialisme (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/sejarah-rempah-dari-erotisme-sampai-imperialisme-cetakan-ii/feed/ 0
KEPULAUAN NUSANTARA: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam (Cet.2) https://komunitasbambu.id/product/kepulauan-nusantara-kisah-perjalanan-kajian-manusia-dan-alam-cet-ii/ https://komunitasbambu.id/product/kepulauan-nusantara-kisah-perjalanan-kajian-manusia-dan-alam-cet-ii/#respond Tue, 24 Sep 2019 10:44:18 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=7309 Ini adalah mahakarya seorang Alfred Russel Wallace yang namanya diabadikan sebagai garis pemisah wilayah geografis fauna Asia dan Australasia. Bagi Indonesia, Wallace mempunyai peran penting mengingat Indonesia memiliki persebaran fauna yang tidak lazim, mengikuti perubahan permukaan bumi di masa lampau.

The post KEPULAUAN NUSANTARA: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam (Cet.2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Alfred Russel Wallace, Bapak Biogeografi Evolusi, lahir 8 Januari 1923 di Usk, Wales, Inggris. Ia dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan biologi. Ia adalah salahsatu penemu teori seleksi alam. Penjelajahannya di Nusantara menghasilkan sebuah garis imajiner pembagi flora dan fauna Indonesia, yang dikenal dengan nama Garis Wallacea. Selain itu, ia juga dikenal dengan “Efek Wallace”, sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman fauna. Wallace meninggal pada 7 November 1913 di Dorset, Inggris.
“Luarbiasa sekali Anda kembali dalam keadaan selamat setelah berbagai risiko penyakit dan pelayaran jauh, terutama pelayaran ke dan dari Waigou yang begitu menarik. Dari semua kesan yang saya dapat dari buku Anda, yang begitu kuat membekas bagi saya adalah ketekunan Anda dalam ilmu pengetahuan. Sangat heroik. Dan saya begitu iri pada Anda, menemukan berbagai jenis kupu-kupu cantik, membuat saya merasa muda kembali…” —Charles Darwin, Penulis The Origin of Species.

“Alfred Russel Wallace adalah nama besar dalam jagat ilmu pengetahuan dunia. Tetapi melalui bukti-bukti, peninggalan Wallace dapat dengan nyata teraba dan dengan mudah teridentifikasi bahwa dia adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Sayangnya, Wallace dan karya besarnya The Malay Archipelago di Indonesia masih terlupakan. Di Ternate—tempat ia lama bekerja dan tempat sesungguhnya teori akbar mengenai evolusi lahir—sampai tahun lalu sama sekali bersih dari tanda-tanda yang mengingatkan adanya penemuan paling besar pada abad ke-19 itu. Sayang sekali.” —Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Ketua Dewan Pengurus Yayasan Wallacea Indonesia.

“Seandainya Wallace bersama dalam pelayaran kami, ia tidak akan terkejut dengan jalanan yang padat atau hutan-hutan ini. Tapi ia akan sangat tercengang ketika melihat dari bibir perahu kecil kami ketika berlayar ke pelabuhan Ambon. Taman terumbu karang bawah laut yang digambarkannya begitu elok, kini hilang dan takkan kembali. Betapa Wallace akan sangat terpukul.” —Tim Severin, penulis The Spice Islands Voyage.

The post KEPULAUAN NUSANTARA: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam (Cet.2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/kepulauan-nusantara-kisah-perjalanan-kajian-manusia-dan-alam-cet-ii/feed/ 0
JAKARTA 1950—1970 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/jakarta-1950-1970/ https://komunitasbambu.id/product/jakarta-1950-1970/#respond Wed, 07 Aug 2019 20:26:26 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=3173 Ini adalah buku sejarah yang langka sebab menghadirkan sejarah kehidupan sehari-hari orang kebanyakan di kota Jakarta.

The post JAKARTA 1950—1970 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Ini adalah buku sejarah yang langka sebab menghadirkan sejarah kehidupan sehari-hari orang kebanyakan di kota Jakarta. Penulisnya, Firman Lubis, menceritakan soal sepeda, becak, anak-anak, perumahan, sekolahan, kegiatan olahraga, dunia mahasiswa, rumah sakit, tempat wisata, hotel, sampai dengan masalah keragaman etnis dengan tradisi budayanya. Kemudian masih ditambah cerita kehidupan orang gedongan, orang kampung, perabotan rumah tangga, tempat jajan-makan, kriminalitas, kemacetan, pelacuran, kaum intelektual, kesenian, tempat hiburan, gaya berpakaian, gaya berpacaran, dan masih berderet lagi kisah bagaimana masyarakat kota Jakarta menghadapi modernitas sepanjang 1950 sampai 1970. Semua itu ditulis dengan kacamata pengalaman Firman, seorang dokter yang tumbuh dari anak kampung di pinggiran Menteng dengan kekayaan akar dan warna biografinya. Ia mengalami fase kehidupan dari zaman Jepang, kemerdekaan, Demokrasi Terpimpin sampai otoriterianisme Orde Baru. Semua peralihan kekuasan itu jelas berdampak besar bagi kehidupan masyarakat. Namun, perhatian dan fokus utama cerita Firman bukanlah peristiwa politik dengan para tokohnya. Ada memang kisah pergulatan politik yang berkecamuk di Jakarta, tetapi bukan itu narasi yang utama. Ia lebih memilih menarasikan yang oleh para sejarawan disebut model penulisan sejarah sosial yang menyangkut sejarah masyarakat, sejarah orang kebanyakan, atau sejarah kehidupan sehari-hari. Suatu model kajian sejarah yang oleh para sejarawan sendiri diakui langka. Buku ini bukan saja kaya data sejarah sosial, tetapi juga ditulis dengan gaya populer dan dilengkapi dengan foto-foto sezaman yang akan menguatkan imajinasi historis setiap pembacanya.

The post JAKARTA 1950—1970 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/jakarta-1950-1970/feed/ 0
ASAL USUL NAMA TEMPAT DI JAKARTA-THE ORIGIN OF THE PLACE NAME IN JAKARTA (DWI BAHASA) (Cet-2) https://komunitasbambu.id/product/asal-usul-nama-tempat-di-jakarta/ https://komunitasbambu.id/product/asal-usul-nama-tempat-di-jakarta/#respond Fri, 07 Jun 2019 20:23:01 +0000 http://bukusejarahbudaya.com/?post_type=product&p=3166 Buku ini mengulas sejarah asal-usul nama tempat di Jakarta berdasarkan teks tertulis maupun tradisi lisan masyarakat setempat.

The post ASAL USUL NAMA TEMPAT DI JAKARTA-THE ORIGIN OF THE PLACE NAME IN JAKARTA (DWI BAHASA) (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Siapa bilang nama Luar Batang berasal dari peristiwa ajaib habib sakti yang keluar dari kurung batang saat digotong ke pemakaman? Kata siapa nama Pluit berasal dari peluit atau roti seperti yang sering disebut-sebut? Apa betul Bidara Cina itu berasal dari banjir darah pembantaian orang-orang Cina yang terlibat pemberontakan Cina 1740? Benarkah Jatinegara itu kampung leluhur orang Betawi? Mengapa ada kampung dengan nama Japad, Tiang Bendera. Lantas mengapa ada Kampung Ambon, Kampung Bugis, Kampung Bali, Kampung Jawa, Kampung Bandan? Temukan semua jawabannya dalam buku ini dan puluhan lagi sejarah asal-usul nama tempat lainnya di Jakarta.

The post ASAL USUL NAMA TEMPAT DI JAKARTA-THE ORIGIN OF THE PLACE NAME IN JAKARTA (DWI BAHASA) (Cet-2) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/asal-usul-nama-tempat-di-jakarta/feed/ 0
ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/ https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/#respond Thu, 23 May 2019 08:17:16 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6023 Apa jadinya kalau antropolog bule asal Australia meneliti soal angkot dan bus di Padang? Inilah buku yang mengkaji keberagaman seni dan budaya populer pada transportasi umum di Minangkabau yang bukan hanya menarik, tapi juga ceria karena disertai gambar-gambar aneka warna.

The post ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Transportasi umum, seperti angkot dan bus menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia, tak terkecuali di kota Padang. Menariknya, angkot di kota ini sangat khas karena banyak hiasan dan stiker berupa ungkapan kias, slogan, dan mengandung petuah luhur setempat. Buku ini dibuka oleh David Reeve atas ungkapan rasa kagumnya terhadap keunikan tampilan angkutan umum di kota ini. Buku ini mencakup deskripsi bahasa, budaya pop, dan nilai masyarakat yang lengkap dengan foto-foto penuh warna.

The post ANGKOT DAN BUS MINANGKABAU : Budaya Pop & Nilai-Nilai Budaya Pop (Popular Culture & Popular Values) (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/angkot-dan-bus-minangkabau-budaya-pop-nilai-nilai-budaya-pop-popular-culture-popular-values/feed/ 0
TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/ https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/#respond Mon, 29 Apr 2019 16:04:30 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6178 Ditulis oleh pakar Betawi dengan gaya sastrawi, buku ini adalah sejarah mikro dari Jakarta tempo doeloe, ialah Tanah Abang atau Tenabang dalam lidah Betawi. Kajian yang detail bagi siapa saja yang ingin mengetahui wilayah yang memiliki pasar tertua di Jakarta ini.

The post TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Ini adalah sejarah berdasarkan ingatan ditambah bahan kepustakaan tentang salahsatu daerah terkenal di Jakarta, yaitu Tanah Abang. Tenabang—begitu dalam lidah orang Betawi menyebut Tanah Abang Tempo Doeloe—diuraikan dengan gaya narasi sastra dan ditulis oleh Abdul Chaer yang sudah menulis lebih 10 buku tentang Betawi-Jakarta. Sebab itu pembaca dapat menikmati deskripsi sejarah personal anak Tenabang tentang Kali Krukut dan Ciliwung beserta Banjir Kanal. Dijelaskan pula tentang penduduk Tenabang tempo doeloe yang berasal dari beragam etnis mulai dari penduduk asli setempat (Betawi), Orang Cina, dan Orang Arab. Pembaca juga disuguhi sejarah Pasar Tenabang disertai dengan penjabaran menarik setiap lekuk pasar, para pedagangnya, pasar kambing Tenabang yang terkenal, sampai sistem keamanan pasar.

Kemudian ada pula aneka kisah asal-usul nama Tanah Abang dan penuturan tentang masjid tua Al-Makmur serta lembaga pendidikan agama Madrasah Jamiatul Chair yang bersejarah. Juga pemakaman tua yang sekarang disebut Taman Prasasti, hingga kisah-kisah lucu berkaitan dengan pemakaman berupa Tentara payung dan Si Buta nuntun Si Melek. Terlebih lagi diulas  tempat-tempat berobat, seperti pergi ke dukun karena tekena (kerasukan jin), sampai pergi ke rumah sakit gede. Ada juga Mesin Ngomong, Gambar Idup, Cokek, sebagai tontonan dan hiburan di Tenabang tempo doeloe. Tidak dilupakan dunia jajanan dan kuliner yang terkenal, seperti sop kambing, asinan, soto, serta es Aurora alias es lilin. Bisnis yang lenyap, seperti tukang hirkop, tukang cita, tukang kredit, tukang mundring halal, tukang afdruk foto, dan tukang solder. Dikisahkan pula kehidupan para seniman terkemuka Tenabang, seperti Bang Beni, Bang Jaid, Bang Maing, dan Bang Maman. Terdapat juga beragam cerita mistis di wilayah Tenabang, seperti setan kompek.

The post TENABANG TEMPO DOELOE (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/tenabang-tempo-doeloe/feed/ 0
MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/ https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/#respond Mon, 29 Apr 2019 15:37:00 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6162 Bagaimana konstelasi musik dan skena seni suara di masa tumbangnya Orde Baru sampai pascareformasi? Jeremy Wallach menelusuri seluruh arena dimainkainnya musik mulai warung kopi sampai kafe mewah dan konser. Hasilnya adalah kebisingan dan mencairnya genre-genre musik.

The post MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Apa yang terjadi dengan suara “lokal” ketika globalisasi menyingkap para musisi dan penikmat musik pada pengaruh budaya dari seluruh dunia? Jeremy Wallach menyelidikinya sebagaimana pertanyaan ini “dipermainkan” pada perkembangan eklektik dunia musik Indonesia pasca runtuhnya rezim Soeharto yang represif. Dilatarbelakangi transisi kaotis negara-bangsa Indonesia menuju demokrasi, Wallach membawa kita menjelajahi studio rekaman, toko musik, konser musik, kampus, perekaman video musik, dan lingkungan urban.

Memadukan berbagai detail, buku ini merupakan riset etnografi yang “membumi” dengan ketajaman analisis yang berasal dari teori budaya kontemporer. Ia menunjukkan bahwa akses yang dimiliki negara-bangsa Indonesia atas musik dan teknologi yang bersirkulasi secara global tidak menyurutkan dan menyeragamkan pembuatan musik lokal di Indonesia. Nyatanya malah sebaliknya. Hal ini telah menyediakan kesempatan kreatif kaum muda Indonesia untuk mengeksplorasi identitas mereka di dalam sebuah bangsa ragam budaya yang mengalami perubahan dramatis dalam dunia yang makin saling berkaitan.


Testimoni

Akhirnya kita mulai mendapatkan kajian globalisasi dan musik populer yang bernas secara etnografis dan mutakhir secara teoretis. Buku ini adalah satu dari yang terbaik.” – Timothy D. Taylor, Universitas California, Los Angeles, Penulis Global Pop: World Music, World Markets dan Beyond Exotica: Western Music and the World.

Buku yang penting ini memaparkan bagaimana musik (populer atau lainnya) membumi di dalam berbagai kemungkinan yang tersedia sekarang ini melalui orang-orang yang mendapat kenikmatan di dalamnya. Sudah sepatutnya jika buku ini dibaca oleh siapa pun yang tertarik pada media populer, Indonesia, antropologi, etnomusikologi, dan gagasan-gagasan globalisasi/lokalisasi.” – René T. A. Lysloff, Universitas California, Riverside, asisten editor Music and Technoculture.

Salahsatu buku paling menarik dari cendekiawan generasi baru, membahas berbagai isu yang sangat penting bagi jutaan rakyat Indonesia. Bernas dengan berbagai detail penting, penelitian etnografis ini menyoroti kaum muda Indonesia, musik populer, dan kelas pada sebuah momen transisi dan dinamis.” – Ariel Heryanto, Universitas Nasional Australia, Penulis State Terrorism and Political Identity in Indonesia dan editor Popular Culture in Indonesia: Fluid Identities in Post-Authoritarian Politics.

The post MUSIK INDONESIA 1997-2001: Kebisingan dan Keberagaman Aliran Lagu (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/musik-indonesia-1997-2001-kebisingan-dan-keberagaman-aliran-lagu/feed/ 0
GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/ https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/#respond Mon, 29 Apr 2019 15:22:53 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6152 Ternyata, jika ditelusuri lebih dalam melalui mantra-mantra pengobatan masyarakat Barus, agama telah lama hadir di tanah Batak. Daerah yang dikenal dengan kapurnya sejak lama ini memiliki sejarah panjang sistem pengobatan yang berkaitan dengan ritus agama. Tidak hanya itu, kajian ini juga menegaskan bahwa kedatangan Islam pertama kali di Nusantara-Indonesia ini adalah di Sumatra Utara, bukan Aceh.

The post GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini merupakan kajian antropologi mendalam perihal agama dan kesehatan masyarakat Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Barus memang sudah sejak dulu terkenal dengan kapurnya, kapur barus, yang bisa digunakan untuk mengawetkan jenazah. Alhasil, kapurnya itu telah menjadi komoditas utama yang diperdagangkan. Sesuai dengan judulnya, yakni Gerbang Agama-Agama Nusantara, Barus yang terletak di pantai barat Sumatra menjadi salahsatu tempat yang sering dikunjungi oleh para pedagang dari negeri lain, seperti pedagang dari Cina dan Arab. Selain itu pelabuhan yang ada di Barus juga acapkali digunakan untuk transit. Akibatnya, terjadilah kontak sosial dan budaya antara masyarakat Barus dengan para pedagang dari seantero negeri.

Kemudian buku ini juga memaparkan kehidupan masyarakat Barus sebelum dan setelah datangnya agama-agama di tanah Batak, pandangan hidup mereka, konsepsi mereka tentang kesehatan dan penyakit, beserta para penyembuh “datu” dengan ramuan tradisional. Kajian ini menjadi penting karena kita bisa menelusuri bagaimana awalnya persentuhan budaya lokal dengan luar, yang nantinya akan memiliki pengaruh kepada agama-agama yang mereka anut. Selanjutnya hal itu pula yang menjadi cikal bakal menyebarnya agama-agama ke nusantara ini.

Terlebih kajian ini juga bisa memberikan sebuah gambaran mengenai sistem pengobatan tradisional yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat Barus melalui cara-cara mereka dalam meracik ramuan-ramuan tradisional. Ramuan-ramuan tradisional mereka gunakan sebagai obat dan biasanya ramuan itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat, salahsatu organ tubuh dari hewan, dan benda-benda lainnya yang dianggap memiliki nilai kesakralan yang tinggi.


Testimoni

Saya memandang tulisan ini bermanfaat bagi masyarakat ilmuan, khususnya mahasiswa yang menaruh minat pada kajian antropologi maupun kajian teologi bahkan kajian kesehatan masyarakat tertentu. Dari sini mereka akan dapat melihat bagaimana suatu perilaku dalam aktivitas kehidupan terikat dengan kebudayaan serta kepercayaan masyararakat, termasuk dalam bidang kesehatan. – Parsudi Suparlan, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia

The post GERBANG AGAMA-AGAMA NUSANTARA: (Hindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani) Kajian Antropologi Agama dan Kesehatan di Barus (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/gerbang-agama-agama-nusantara-hindu-yahudi-ru-konghucu-islam-nasrani-kajian-antropologi-agama-dan-kesehatan-di-barus/feed/ 0
DESAWARNANA: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/desawarnana-saduran-kakawin-nagarakertagama-untuk-bacaan-remaja/ https://komunitasbambu.id/product/desawarnana-saduran-kakawin-nagarakertagama-untuk-bacaan-remaja/#respond Mon, 29 Apr 2019 14:57:27 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6139 Karya sastra kanon klasik karangan Mpu Prapanca ini disadur oleh Mien Ahmad Rifai sengaja ditujukan untuk remaja dan dikemas dengan bahasa yang ringan juga populer.

The post DESAWARNANA: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Nagarakertagama atau disebut juga Kakawin Desawarnana merupakan karya sastra klasik yang sangat terkenal. Dokumen kuno ini sering disebut dalam buku pelajaran sejarah di sekolah. Kisah Desawarnana memang tidak terpumpun pada segi isi sejarahnya semata. Uraian yang dikandungnya menggambarkan pola dan corak kehidupan masyarakat Jawa abad XIV secara lengkap. Keterangan bergaya jurnalistik tersebut ditulis oleh Mpu Prapanca, seorang penyair yang menyaksikan dan turut terlibat langsung. Paparan mengenai kelahiran raja, kehidupan istana, dan mitos-mitos dikemas menjadi kesatuan kisah yang menarik.

Kakawin Desawarnana disajikan oleh Mien Ahmad Rifai secara tidak biasa karena pustaka klasik ini memang diperuntukkan bagi pembaca remaja. Ilmuwan sekaligus penulis yang tergabung sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, mengemasnya dalam bahasa yang populer dan ringan. Unsur licentia poetica atau kebebasan berekspresi juga digunakan dengan leluasa. Dengan demikian, membaca karya klasik ini sangat menghibur dan yang paling penting tidak mengurangi kekayaan nilai dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya.


Testimoni

Sudah semestinya bahwa masyarakat muda dan dunia terpelajar bersyukur oleh kehadiran saduran bebas, berbahasa modern masa kini, yang dipersembahkan Mien Rifai tentang Kakawin Negarakertagama ini – Bambang Hidayat, Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI

The post DESAWARNANA: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/desawarnana-saduran-kakawin-nagarakertagama-untuk-bacaan-remaja/feed/ 0
TOKOH TIONGHOA DAN IDENTITAS INDONESIA: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/tokoh-tionghoa-identitas-indonesia-dari-tjoe-bou-san-sampai-yap-thiam-hien/ https://komunitasbambu.id/product/tokoh-tionghoa-identitas-indonesia-dari-tjoe-bou-san-sampai-yap-thiam-hien/#respond Thu, 25 Apr 2019 04:16:14 +0000 http://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=6047 Buku ini memuat delapan tokoh Tionghoa yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia

The post TOKOH TIONGHOA DAN IDENTITAS INDONESIA: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Siapakah tokoh-tokoh intelektual Tionghoa Indonesia yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia? Peneliti sejarah Tionghoa terkemuka Leo Suryadinata telah memilih delapan tokoh Tionghoa yang paling historis dalam bidang hukum, jurnalistik, sastra dan keagamaan yang besar artikulasinya dalam menyuarakan nasionalisme Indonesia.

The post TOKOH TIONGHOA DAN IDENTITAS INDONESIA: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/tokoh-tionghoa-identitas-indonesia-dari-tjoe-bou-san-sampai-yap-thiam-hien/feed/ 0