M. Abduh Aziz Arsip : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/book-author/m-abduh-aziz/ Toko Buku Online. Fri, 27 Jan 2023 02:35:54 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.3.4 https://komunitasbambu.id/wp-content/uploads/2018/12/komunitasbambu-280x280-100x100.jpg M. Abduh Aziz Arsip : Komunitas Bambu https://komunitasbambu.id/book-author/m-abduh-aziz/ 32 32 DARI BALIK LAYAR PERAK: Film di Hindia Belanda 1926-1942 (Cet-1) https://komunitasbambu.id/product/dari-balik-layar-perak-film-di-hindia-belanda-1926-1942/ https://komunitasbambu.id/product/dari-balik-layar-perak-film-di-hindia-belanda-1926-1942/#respond Mon, 25 Nov 2019 08:18:58 +0000 https://komunitasbambu.id/?post_type=product&p=8114 Dari Balik Layar Perak ini juga menyoroti besarnya peran orang-orang Tionghoa dalam membantu-kembangkan dunia perfilman Hindia Belanda.

The post DARI BALIK LAYAR PERAK: Film di Hindia Belanda 1926-1942 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
Buku ini mengkaji perihal proses perkembangan film di Hindia Belanda dalam kurun waktu 1926-1942. M. Abduh Aziz menggambarkan bagaimana rupa dan serba-serbi dunia kesenian film semasa kolonial. Ia memulainya dengan membahas lanskap sosial politik masyarakat Hindia Belanda jelang abad ke-20 dan perubahan wajah kota yang mulai menuju modernitas. Selain itu dibahas pula keberlangsungan kesenian tradisional di tengah mulai masuknya bentuk seni terkini juga film-film impor. Sebagai sarana penunjang perfilman, geliat bisnis bioskop juga tak luput dari pembahasan.

Jika sebelumnya mereka menjadi pengimpor film dan pengusaha bioskop, mulai akhir 1920-an mereka terlibat langsung di balik layar sebagai produser. Pesatnya perkembangan dunia perfilman tanah air juga mendorong dibuatnya aturan-aturan dari pemerintah kolonial terkait penayangan film-film, juga tentu terhadap pajak dan cukainya.


Testimoni
“Terbitnya buku ini bisa menjadi pengingat bahwa film merupakan anak kandung kehidupan modern. Sejarah film di Indonesia tak bisa diceraikan dari proses urbanisasi yang juga diwarnai oleh regulasi yang hendak menepis ‘efek buruk’ sinema. Tak aneh, hari ini bioskop di Indonesia hadir di tengah pusat perbelanjaan dan impuls untuk menyensor film tak pernah sirna. Setidaknya, buku ini telah menunjukkan akarnya di masa lalu.”
Budi Irawanto, Presiden Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dan pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.

The post DARI BALIK LAYAR PERAK: Film di Hindia Belanda 1926-1942 (Cet-1) appeared first on Komunitas Bambu.

]]>
https://komunitasbambu.id/product/dari-balik-layar-perak-film-di-hindia-belanda-1926-1942/feed/ 0